Rabu 19 Jun 2024 16:55 WIB

Pos Kesehatan Haji Arafah Layani 114 Pasien

Tim kesehatan haji akan terus memantau kondisi kesehatan jamaah haji.

Petugas kesehatan menyiapkan tabung oksigen di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi.
Foto: ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Petugas kesehatan menyiapkan tabung oksigen di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Arab Saudi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga penutupan Pos Kesehatan Haji Indonesia di Arafah pada 9 Dzulhijjah 1445 H atau 15 Juni 2024 pukul 23.00 Waktu Arab Saudi (WAS), tercatat 114 pasien yang berkunjung.

Dalam keterangan dari Kementerian Kesehatan yang diterima di Jakarta, Rabu, Kepala Seksi Kesehatan Bandara, Muhammad Firdaus mengatakan bahwa serangan panas (heatstroke) menjadi penyebab terbanyak pasien mengunjungi Pos Kesehatan. Selain itu, pneumonia adalah penyakit yang paling sering menyebabkan jemaah dirujuk ke rumah sakit.

Baca Juga

Sebanyak 11 pasien, ujarnya, dirujuk ke rumah sakit, yakni 7 pasien ke RS East Arafah dan 4 pasien ke RS Mina Al Wadi. Sementara itu, tiga orang haji wafat. Adapun pasien wafat tidak di Pos Kesehatan, melainkan di tenda atau saat turun dari bus.

Firdaus mengatakan bahwa pada hari pertama, Pos Kesehatan Haji Arafah melayani 50 pasien. Dia menyebutkan, pasien pertama yang datang mengalami penurunan kesadaran, kemudian dirujuk ke RS East Arafah. Pasien terakhir, datang pada Sabtu, 9 Dzulhijjah 1445 atau 15 Juni 2024, pukul 20.00 WAS.

Dia menjelaskan bahwa cuaca panas terik dengan temperatur 43 derajat dan kelembaban rendah berisiko menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti dehidrasi, masalah pernapasan, gangguan mental, hingga serangan panas.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Lilik Marhaendro Susilo menyatakan saat ini kualitas kesehatan jemaah mulai menurun.

"Kelelahan saat perjalanan dari Makkah ke Arafah dalam cuaca panas, turun dari bus ke tenda dengan suhu panas, dan kondisi kurang prima memperburuk kondisi kesehatan jamaah," kata dia.

Lilik mengingatkan jamaah di Arafah untuk memperbanyak itikaf dalam tenda sesuai sunnah, menjaga pola makan dan minum, serta tidak lupa minum oralit untuk mencegah dehidrasi akibat cuaca panas dan kering.

Arafah adalah sebuah padang yang terletak sekitar 20 kilometer di sebelah timur kota Makkah, Arab Saudi. Tempat ini memiliki peran sentral dalam ibadah Haji, terutama pada hari ke-9 Dzulhijjah, yang dikenal sebagai Hari Arafah.

Yang dilakukan jamaah saat di arafah adalah wukuf. Ini merupakan rukun Haji yang paling utama dan tanpa wukuf, haji seseorang dianggap tidak sah. Wukuf di Arafah berlangsung pada tanggal 9 Dzulhijjah mulai dari tergelincirnya matahari (waktu Zuhur) hingga terbenamnya matahari. Jamaah Haji harus berada di padang Arafah pada waktu tersebut untuk berdoa, berdzikir, dan tadabur.

Wukuf dimulai pada 9 Dzulhijah sejak zuhur. Setelah matahari tergelincir, jamaah Haji mulai berkumpul di Arafah. Mereka melakukan shalat Zuhur dan Ashar dengan jama' dan qasar.

Jamaah haji juga memanjatkan doa dan berdzikir. Mereka menghabiskan waktu dengan berdoa, berdzikir, membaca Alquran, dan merenungkan dosa-dosa mereka serta memohon ampunan dari Allah.

Berakhir dengan Terbenamnya Matahari: Setelah matahari terbenam, jamaah Haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah untuk melanjutkan rangkaian ibadah Haji berikutnya.

Sementara itu, bagi Muslim yang tidak melaksanakan haji dianjurkan berpuasa. Hari Arafah adalah puncak dari seluruh rangkaian ibadah Haji. Pada hari ini, jamaah Haji berkumpul di padang Arafah untuk melaksanakan wukuf. Selain itu, bagi umat Islam yang tidak menunaikan Haji, Hari Arafah adalah hari yang sangat dianjurkan untuk berpuasa, karena memiliki keutamaan besar dalam menghapus dosa-dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.

Keutamaan Hari Arafah

Lihat halaman berikutnya >>>

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement