REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lebih dari lima ratus jamaah meninggal dunia saat puncak prosesi ibadah haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna). Guardian melaporkan, setidaknya ada 550 jamaah yang meninggal akibat terkena serangan panas atau heatstroke.
Menurut Guardian, setidaknya 323 dari jamaah yang meninggal adalah warga Mesir. Sebagian besar dari mereka menderita penyakit yang berhubungan dengan panas, kata dua diplomat Arab yang mengoordinasikan tanggapan negara mereka kepada AFP.
Di media sosial viral video beberapa jamaah haji yang tampak sudah tergeletak di jalan. Dalam narası video yang diposting akun X @yo2thok, disebutkan jika video tersebut merupakan jenazah jamaah haji yang meninggal karena kepanasan ditinggalkan di jalan-jalan Arab Saudi.
Informasi mengenai banyaknya jenazah jamaah haji tergeletak di pinggir jalan tersebut dikonfirmasi oleh pemberitaan Guardian. Media asal Inggris tersebut melaporkan, “Beberapa jamaah menceritakan melihat mayat tak bergerak di pinggir jalan dan layanan ambulans terkadang tampak kewalahan.”
Guardian melaporkan, negara lain yang melaporkan kematian selama haji tahun ini termasuk Indonesia, Iran dan Senegal. Sebagian besar negara belum merinci jumlah kematian yang disebabkan oleh serangan panas (heatstroke).
Berdasarkan data dari sistem komputerisasi terpadu (Siskohat) Kementerian Agama (Kemenag) per 19 Juni 2024, ada 165 jamaah haji yang wafat sejak awal penyelenggaraan haji 2024 hingga Selasa (18/6/2024). Dari jumlah tersebut, sebanyak 27 jamaah Indonesia wafat di Arafah dan Mina. Kebanyakan jamaah yang wafat berasal dari jamaah reguler dan merupakan jamaah risiko tinggi.
Sekitar 1,8 juta jamaah haji tahun ini, 1,6 juta di antaranya berasal dari luar negeri, menurut pihak berwenang Saudi.