Rabu 19 Jun 2024 00:00 WIB

Jejak Keharmonisan Muslim Makassar dan Aborigin Sebelum Bangsa Eropa Sampai Australia

Islam masuk ke berbagai kawasan dengan mengapresiasi kearifan lokal.

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Erdy Nasrul
Muslim Aborigin tengah melaksanakan shalat.
Foto:

Peter juga berhasil mengumpulkan 250 suku kata Bugis-Makassar dan Melayu dalam perbendaharaan kata orang-orang Aborigin di masa kini. Kemudian berhasil menemui beberapa keturunan Bugis-Makassar yang pernah menjelajah ke Australia, sebagian di antaranya diduga masih mewarisi darah Aborigin. Di beberapa daerah Australia Utara juga masih dijumpai nama-nama Makassar seperti Kayu Jawa di Pantai Kimberley dan Teluk Mangko di Teluk North West.

 

BBC pada 24 Juni 2014 mempublikasikan berita tentang kedatangan Islam ke Australia. Antropolog John Bradley dari Universitas Monash Melbourne mengatakan, hubungan perdagangan dengan Muslim Makassar merupakan hubungan internasional yang pertama bagi orang-orang Aborigin.

 

"Mereka (orang Aborigin dan Muslim Makassar) berdagang bersama secara adil, tidak ada penilaian rasial, tidak ada kebijakan rasial," kata Bradley dilansir dari BBC.

 

Menurut Bradley, apa yang dilakukan pelaut Muslim dari Makassar sangat berbeda dengan Inggris. Inggris mendirikan negara Terra Nullius atau negara di tanah yang tidak dimiliki siapapun. Inggris menjajah negara tersebut tanpa persetujuan atau tanpa mengakui hak-hak masyarakat yang ada di tanah itu.

 

Beberapa pedagang Muslim dari Makassar hidup dan menikahi wanita Aborigin di Australia. Mereka meninggalkan warisan agama dan budaya. Bahkan kepercayaan masyarakat Islam mempengaruhi mitologi Aborigin.

 

"Jika pergi ke timur laut Arnhem Land ada jejak Islam dalam lagu, dalam sebuah lukisan, dalam tarian, dalam ritual pemakaman, dengan analisis linguistik, kamu bisa mendengar lagu-lagu pujian kepada Tuhan atau doa-doa tertentu kepada Tuhan," kata Bradley.

Bradley mencontohkan sosok bernama Walitha'walitha yang disembah oleh klan Yolngu di Pulau Elcho di lepas pantai utara Arnhem Land. Menurutnya nama tersebut berasal dari frasa Arab, yakni Allah Ta'ala.

Namun, perdagangan Teripang antara orang Makassar dengan Aborigin berakhir pada tahun 1906. Perdagangan tersebut berhenti akibat pajak yang tinggi dan kebijakan pemerintah yang membatasi perdagangan non-kulit putih.

Lebih dari seabad kemudian, sejarah bersama antara masyarakat Aborigin dan Makassar masih dirayakan oleh komunitas Aborigin di Australia utara. Tujuannya untuk saling mempercayai dan menghormati.

Pada tahun 1788, Kapten James Cook dari Inggris mendarat di pantai timur Benua Australia sekarang Sydney. Kemudian mengklaim wilayah itu sebagai wilayah Inggris. Selanjutnya rombongan-rombongan dari Inggris terus berdatangan untuk mencari tempat tinggal baru di daratan Australia. 

 

Australia sedikit demi sedikit dikuasai oleh orang kulit putih, khususnya dari kerajaan Inggris Raya. Padahal, orang-orang Aborigin hidup di Australia sejak beribu tahun yang lalu. Mereka menyatakan wilayah Australia adalah milik mereka.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement