REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Sebentar lagi seluruh umat Islam di dunia akan melaksanakan Idul Adha atau hari raya kurban. Di hari besar tersebut umat Islam bersenang ria menyembelih hewan kurban dan membagikan dagingnya kepada banyak orang. Mereka kemudian menyantapnya sambil bersuka cita.
Salah satu inspirasi hari kurban adalah kisah Nabi Ibrahim yang sudah bersusah payah menunggu kelahiran anak dari hasil pernikahannya dengan Sarah dan Hajar. Namun penantian itu tak juga tiba. Hingga akhirnya Ibrahim bersama Hajar diperintahkan untuk berpindah ke Hijaz. Di sanalah mereka kemudian melahirkan anak yang telah lama dinantikan. Anak yang diberi nama Ismail tersebut menjadi pelipur lara dan semakin menambah rasa cinta di antara mereka.
Di tengah kebahagiaan tersebut, Allah menguji keimanan mereka dengan perintah menyembelih Ismail. Nabi Ibrahim dan Hajar pun ikhlas melakukan itu. Khalilullah hendak menyembelih si anak di sekitar Lembah Mina, tempat yang kini menjadi area lempar jumrah jamaah haji.
Ketika penyembelihan itu hendak dilakukan, Allah memerintahkan Ibrahim untuk menukar Ismail dengan domba. Maka selamatlah Ismail. Kemudian dia tumbuh menjadi dewasa dan membantu Ibrahim membangun Ka’bah dan menggemakan ajakan mengunjungi baitullah untuk berhaji kepada banyak orang.
Namun, kisah kurban Nabi Ibrahim bukanlah yang pertama. Ternyata ada kisah kurban yang lebih lama lagi. Ibadah ini, ternyata pernah dilakukan dua anak Nabi Adam, yaitu Qabil dan Habil, sebagaimana dijelaskan dalam al-Maidah ayat 27
وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱبْنَىْ ءَادَمَ بِٱلْحَقِّ إِذْ قَرَّبَا قُرْبَانًا فَتُقُبِّلَ مِنْ أَحَدِهِمَا وَلَمْ يُتَقَبَّلْ مِنَ ٱلْءَاخَرِ قَالَ لَأَقْتُلَنَّكَ ۖ قَالَ إِنَّمَا يَتَقَبَّلُ ٱللَّهُ مِنَ ٱلْمُتَّقِينَ
watlu ‘alaihim naba`abnai ādama bil-ḥaqq, iż qarrabā qurbānan fa tuqubbila min aḥadihimā wa lam yutaqabbal minal-ākhar, qāla la`aqtulannak, qāla innamā yataqabbalullāhu minal-muttaqīn
Ceritakanlah kepada mereka kisah kedua putera Adam (Habil dan Qabil) menurut yang sebenarnya, ketika keduanya mempersembahkan korban, maka diterima dari salah seorang dari mereka berdua (Habil) dan tidak diterima dari yang lain (Qabil). Ia berkata (Qabil): “Aku pasti membunuhmu!”. Berkata Habil: “Sesungguhnya Allah hanya menerima (korban) dari orang-orang yang bertakwa”.
Lihat halaman berikutnya >>>