Jumat 14 Jun 2024 14:51 WIB
Laporan langsung dari Makkah, Arab Saudi

BPKH Penuhi Puluhan Ton Bumbu untuk Katering Jamaah Haji RI

Pengelolaan haji harus diinvestasikan ke sektor riil 70 persen.

Rep: Tim Republika/ Red: A.Syalaby Ichsan
Sejumlah pekerja mengepak makanan untuk didistribusikan ke jamaah calon haji di Makkah, Arab Saudi, Rabu (22/5/2024). Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi telah menyiapkan 57 katering untuk menyediakan konsumsi dengan makanan cita rasa nusantara bagi jamaah Indonesia yang melakukan ibadah haji di Makkah.
Foto:

Fadlul Imansyah juga meninjau langsung layanan konsumsi jamaah haji Indonesia di dapur katering Buroq Al Misk, Makkah, Rabu (12/6/2024). Fadlul mengunjungi dapur katering ini bersama Ketua Dewan Pengawas BPKH Firmansyah, Anggota BPKH Amri Yusuf, serta Direktur BPKH Limited Sidiq Haryono.

"Kita saat ini berada di salah satu penyedia katering dari calon jamaah haji Indonesia. Karena kita sudah suplai bumbu, kita ingin melihat proses masaknya, merasakan test-nya," ujar Fadlul saat ditemui di dapur katering Buroq Al Misk, Makkah, Rabu (12/6/2024).

Dengan dikirimnya 76 ton bumbu tersebut, menurut dia, konsumsk jamaah haji Indonesia rasanya seperti di rumah. Sehingga, jamaah lebih mudah untuk mengkonsumsinya.

 

"Saat ini baru 25 persen pemenuhan bumbu dari 300 ton kebutuhan, ini sudah langkah awal yang cukup bagus karena persiapan yang relatif singkat," ucap Fadlul

BPKH Limited baru berdiri akhir kuartal pertama tahun 2023 dan perizininan untuk beroperasi penuh di akhir tahun lalu. Fadlul mendorong BPKH Limited untuk lebih ekspansif dalam investasi di Arab Saudi.

Sesuai undang-undang, pengelolaan keuangan haji sendiri harus diinvestasikan ke sektor rill sekitar 70 persen. "BPKH saat ini punya portfolio yang existing masih mayoritas di dalam bentuk surat berharga dan saat ini hanya kurang dari 5 persen yang merupakan investasi yang di luar deposito," kata Fadlul.

Hal itu, kata Fadlul, sesuai dengan kesepakatan dengan pemerintah dan juga komisi VIII DPR RI bahwa BPKH harus ikut serta di dalam ekosistem perhajian.

"Ke depannya BPKH Limited akan dijadikan BPKH sebagai Subholding company dari anak perusahaan yang akan kerjasama dengan pengusaha-pengusaha lokal Indonesia maupun Arab Saudi," jelas Fadlul.

Fadlul menambahkan, untuk mendatangkan bahan baku lainnya ke Arab Saudi memerlukan kesepakatan antara dua negara.

"Nah ini keliatannya kita perlu bantuan dari kementerian perdagangan untuk ada semacam perjanjian dengan kementerian perdagangan Saudi untuk bisa secara langsung kita suplai, karena saat ini kita baru bekerjasama dengan importir, kita ini sebagai agrerator," kata Fadlul.

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement