Kamis 13 Jun 2024 17:56 WIB

Lebih Seram dari Film Horor, Begini Cara Munkar Nakir Melakukan Siksa Kubur

Malaikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi.

Peziarah memadati tempat pemakaman umum (TPU) Porib atau Babakan Ciparay di Jalan Caringin, Kota Bandung, Ahad (10/3/2024).
Foto: Republika/M Fauzi Ridwan
Peziarah memadati tempat pemakaman umum (TPU) Porib atau Babakan Ciparay di Jalan Caringin, Kota Bandung, Ahad (10/3/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perjalanan hidup setiap manusia akan menemui ujungnya. Sebelum sampai ke akhirat, masih ada tempat persinggahan kita di dunia. Itulah alam kubur. Sudah menjadi tradisi bagi kita melakukan ziarah kubur untuk mendoakan mereka yang sedang berada di peristirahatannya.

Di dalam buku ar-Ruh wan-Nafs karya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah diterangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur. Ketika roh dikembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taringnya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.

Baca Juga

Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, "Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, "Aku tidak tahu." Kemudian, ada yang berseru dari arah samping kubur. "Kamu memang tidak tahu." Malaikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi. Meski timur dan barat menyatu, pukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulang-tulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat.

photo
Kawasan tempat pemakaman umum (TPU) Cikutra, Kota Bandung, ramai pengunjung untuk melakukan nardan, Senin (11/3/2024). Jelang Ramadhan banyak masyarakat melakukan tradisi nadran, yaitu mendatangi makam keluarga atau leluhur untuk mendoakannya. - (Edi Yusuf/Republika)

Hanya, ternyata siksa kubur pun berlaku bagi Muslim. Ath-Thahawy menyebutkan, dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW bersabda, seorang hamba dari hamba-hamba Allah diperintahkan disiksa dikuburnya dengan 100 deraan. Dia terus memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya hingga deraan itu hanya sekali saja. Kuburnya pun dipenuhi dengan api.

 

Ketika dia terbebas dari siksaannya dan sadar, dia bertanya, "Mengapa kalian menjatuhkan hukuman dera kepadaku? Para malaikat menjawab, "Karena engkau shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan engkau melewati orang yang dizalimi dan engkau tidak menolongnya."

Dalam riwayat lain yang tertulis pada HR Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi SAW melewati dua kuburan. Dia pun bersabda, "Sesungguhnya dua orang yang dikubur ini be nar-benar disiksa. Keduanya tidak disik sa karena dosa besar. Yang seorang (disiksa) karena tidak membersihkan setelah buang air kecil. Satunya lagi (disiksa) karena menyebarkan adu domba."

Nabi SAW meminta pelepah daun kurma yang belum kering dan membelahnya menjadi dua. Dia bersabda, "Siapa tahu pelepah daun ini meringankan siksa keduanya selagi ia belum mengering."

Sungguh dahsyat siksa kubur itu sampai-sampai hewan bisa mendengar orang yang sedang disiksa. Ibnu Qayyim menulis bahwa sebagian ulama berkata, beberapa kelompok orang di Mesir dan Syam pergi membawa hewan ternak mereka ke kuburan orang Yahudi, Nasrani, dan orang mu na fik saat hewan-hewannya mengalami sakit perut. Jika kuda itu mendengar siksa kubur, ia akan meringkik karena merasa kan panas. Sakit perutnya pun bisa sembuh.

 

sumber : Pusat Data Republika

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement