Ahad 09 Jun 2024 16:16 WIB
Laporan langsung dari Makkah, Arab Saudi

Daftar Murur, Sebanyak 32.554 Jamaah RI tak akan Mabit di Muzdalifah

Kuota murur diutamakan bagi jamaah risiko tinggi, lansia, disabilitas dan pendamping.

Rep: MUHYIDDIN/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pekerja menyelesaikan persiapan untuk puncak ibadah haji di Arafah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023). Berbagai persiapan dilakukan jelang pelaksanaan puncak ibadah haji di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan total jamaah mencapai lebih dari dua juta orang.
Foto: ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Pekerja menyelesaikan persiapan untuk puncak ibadah haji di Arafah, Mekah, Arab Saudi, Rabu (7/6/2023). Berbagai persiapan dilakukan jelang pelaksanaan puncak ibadah haji di kawasan Arafah, Muzdalifah, dan Mina dengan total jamaah mencapai lebih dari dua juta orang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH — Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi menyiapkan kuota sebanyak 55 ribu bagi jamaah Indonesia yang akan melakukan murur (melintas) di Muzdalifah. Hingga Ahad (9/5/2024) ini, sudah ada 32.554 jamaah yang mendaftar murur.

Puluhan ribu jamaah tersebut tidak akan bermalam atau mabit di Muzdalifah. Mereka hanya akan melintas dan akan langsung menuju Mina. "Sudah ada 32.554 yang daftar, 60 persen dari kuota," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama, Subhan Cholid saat diwawancara di Kantor Daker Makkah, Arab Saudi, Ahad (9/6/2024) waktu setempat.

Baca Juga

Dia menjelaskan, kuota murur tersebut diutamakan bagi jamaah risiko tinggi secara medis, jamaah lansia; jamaah disabilitas dan para pendampingnya. Menurut Subhan, jika kuotanya masih ada, jamaah yang tidak termasuk kuota tersebut juga bisa mendaftar. "Jamaah biasa juga bisa mendaftar, daftarnya bisa melalui ke ketua kloter. Ketua kloter nantinya akan menyampaikan ke ketua sektor,” kata Subhan.

photo
Petugas Kementerian Agama dan pegawai BSI mendorong jamaah haji lansia di embarkasi haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Senin (3/6/2024). BSI optimalkan layanan bagi jamaah haji yang berusia lanjut (lansia) melalui penyediaan 200 kursi roda selama ibadah haji di Tanah Suci. Layanan kursi roda bagi lansia BSI akan ada di titik Masjidil Haram dan Terminal Syib Amir dan Jiyad. - (Dok Republika)

Kebijakan murur ini diterapkan pertama kalinya atas beberapa pertimbangan. Apalagi, tahun ini dan beberapa tahun mendatang musim haji selalu berlangsung pada musim panas."Hari ini saja kita sudah mencapai 44 bahkan 45 derajat," jelas Subhan.

Menurut dia, Pemerintah Arab Saudi tidak menyiapkan sarana dan prasarana di untuk jamaah menetap lebih lama di Muzdalifah. Dia menjelaskan, jamaah hanya akan mabit pada tengah malam dan sudah harus berada di Mina pagi harinya.

Dia mengungkapkan, mengingat animo masyarakat untuk melaksanakan ibadah haji sangat tinggi, jamaah haji pun semakin banyak. Sementara itu, ruang yang tersedia secara syariat di Muzdalifah dan Mina sangat terbatas.

Oleh karena itu, kata dia, untuk menjaga keamanan dan keselamatan jamaah Indonesia, Pemerintah RI berdiskusi panjang dengan Pemerintah Kerajaan Arab Saudi untuk membuat skema murur agar beban kepadatan di Musdalifah itu bisa diurai."Beberapa kali kita sudah berdiskusi dengan berbagai pihak di Arab Saudi untuk melakukan simulasi skema murur yang paling tepat untuk mengantisipasi situasi itu," kata Subhan.

Seluruh jamaah yang berangkat dari Makkah ke Arafah, kata dia, akan mengikuti skema normal. Pada tanggal 9 Dzulhijah (15 Juni 2024) ketika terbenam matahari di Arafah, jamaah mulai digerakkan menuju Muzdalifah dan juga ke Mina.

Jamaah akan bergerak dari Arafah ke Muzdalifah pada pukul 19.00 Waktu Arab Saudi (WAS) dan mereka sudah harus berada di Mina paling lambat pukul 08.30 WAS."Kemarin kita sampai pada kesepakatan bahwa pergerakannya akan dilakukan secara bersamaan mulai pukul 19.00 malam. Jadi terbenam matahari, baik yang murur maupun yang normal itu akan diberangkatkan secara bersama-sama," jelas Subhan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement