Sabtu 08 Jun 2024 16:30 WIB

Inovasi Haji dari Kemenag: Jamaah Haji Sudah Dibekali Kerikil Jumrah Sejak di Arafah

Jamaah haji harus menjaga kesehatan.

Jamaah haji Indonesia melempar Jumrah.
Foto: Republika
Jamaah haji Indonesia melempar Jumrah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH - Jamaah haji Indonesia akan dibekali kerikil untuk lontar jumrah sejak di Arafah, utamanya bagi mereka yang akan melaksanakan mabit di Muzdalifah melalui skema murur.

"Kita juga telah memikirkan penyediaan kerikil untuk lontar jumrah. Jadi meski pun tidak turun di Muzdalifah, jamaah tidak perlu khawatir tidak dapat kerikil. Itu kami bekali sejak jamaah ada di Arafah," ujar Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kementerian Agama (Kemenag) Subhan Cholid di Makkah, Sabtu.

Baca Juga

Pada penyelenggaraan ibadah haji 1445 Hijriah/2024, kata dia, untuk kali pertama Indonesia akan menerapkan skema murur dalam pola pergerakan jamaah pada masa puncak haji.

Murur adalah mabit (bermalam) yang dilakukan dengan cara melintas di Muzdalifah, setelah menjalani wukuf di Arafah. Jamaah saat melewati kawasan Muzdalifah tetap berada di atas bus (tidak turun dari kendaraan), lalu bus langsung membawa mereka menuju tenda Mina.

Skema murur ini, kata dia, rencananya akan diikuti oleh 25 persen jamaah calon haji Indonesia atau sekitar 55 ribu orang. Mereka yang akan diprioritaskan ikut dalam skema murur ini adalah jamaah dengan risiko tinggi (risti), lanjut usia (lansia), disabiltas, serta para pendamping lansia.

Subhan mengatakan pihak mashariq menyiapkan kantong berisi kerikil sejumlah 70 buah, cukup untuk keperluan lontar jumrah Aqobah hingga selesai Nafar Tsani.

Pemberian kerikil ini, kata Subhan, akan dilakukan bersamaan dengan pemberian makanan berat yang ditujukan sebagai layanan konsumsi di Muzdalifah.

"Jadi nanti, pada saat jamaah di Arafah akan ada pembagian kantong kerikil beserta snack berat untuk di Muzdalifah. Nah ini dua-duanya dibawa. Jangan ditinggal di Arafah ya," kata Subhan.

"Snack-nya dikonsumsi oleh jamaah saat di Muzdalifah, terutama bagi mereka yang tidak ikut murur. Sambil menunggu pemberangkatan ke Mina bisa sambil konsumsi snack berat. Sementara untuk kantong kerikilnya nanti akan kita gunakan saat melakukan lontar jumrah di Mina," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement