Jumat 07 Jun 2024 11:36 WIB

Tukang Bakso Naik Haji: Berkat Doa dan Ikhtiar

Lukman Busro giat menabung dari hasil jualan bakso bakar untuk bisa berhaji.

Lukman Busro, seorang penjual bakso bakar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini sedang menjalani ibadah haji di Tanah Suci.
Foto: dok kemenag
Lukman Busro, seorang penjual bakso bakar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kini sedang menjalani ibadah haji di Tanah Suci.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jangan ada perasaan menyerah dalam ikhtiar untuk menjadi tamu Allah di Tanah Suci. Demikian tekad yang diyakini dan dilakukan Lukman Busro, seorang jamaah haji RI asal Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah.

Sejak kecil, Lukman Busro sudah bercita-cita untuk bisa menunaikan ibadah rukun Islam kelima itu. Amat merindukan Baitullah, ia pun terus berusaha keras dan juga tak luput berdoa.

Baca Juga

Sehari-hari, sejak usia 23 tahun Lukman Busro berjualan bakso bakar. Dari penghasilan yang ada setiap hari, ia selalu menyisihkan uang untuk menabung, guna mewujudkan mimpinya beribadah haji. Dirinya biasa mangkal di sekitar Bandar Udara Adi Soemarno, Surakarta, Jawa Tengah.

Bukan tanpa alasan tempat itu menjadi favoritnya. Bandara Adi Soemarno termasuk yang menjadi titik tolak keberangkatan jamaah haji asal Jateng ke Arab Saudi.

 

Tiap musim haji tiba, Lukman kian giat memanjatkan doa. Semoga Allah meridhainya agar suatu ketika dapat seperti mereka, yakni dimampukan ke Baitullah.

Alhamdulillah, pada musim haji 1445 H/2024 M ini, doanya terkabul. Dalam usia yang relatif masih muda, 35 tahun, penjual bakso bakar ini bisa berangkat haji.

photo
Lukman Busro, seorang penjual bakso bakar di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Kini, ia sedang menjalani ibadah haji di Tanah Suci. - (dok kemenag)

Berkah kerja keras dan doa

Lukman Busro menceritakan, dirinya sudah menekuni usaha menjual bakso bakar di sekitar Bandara Adi Soemarno sejak awal tahun 2012. Waktu itu, usia pernikahannya baru satu tahun.

Mungkin karena menjadi satu-satunya penjual bakso bakar di sana, warga Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali, tersebut memiliki banyak pelanggan. Dengan bantuan istri pula, Lukman mengaku mampu meraup omset per hari Rp 400 ribu hingga Rp 500 ribu.

Tidak cukup dengan kerja keras, ia dan istri juga rajin berdoa. Harapan mereka, Allah semakin mempermudah jalan rezeki yang halal lagi berkah.

Dari tabungan setahun, Lukman bisa mendaftar haji pada akhir 2012. Karena dana yang ada yang mencukupi untuk satu orang, ia pun mendaftar haji sendiri, tanpa istri.

“Penghasilan saya dari jualan saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian saya sisihkan untuk tabungan haji. Akhirnya, pada akhir tahun 2012 uang terkumpul dan saya segera daftar haji,” kata Lukman Busro kepada tim Media Center Haji (MCH), seperti dikutip Republika dari laman resmi Kementerian Agama (Kemenag) RI, Jumat (7/6/2024).

Ditanya perihal bekal untuk istri dan kelima anaknya, ia mengaku sudah memiliki tabungan yang cukup. Karena itu, pihak keluarga pun merestui keberangkatannya.

Jangan tunggu kaya

Menurut Lukman Busro, jika ingin berhaji, seseorang harus memiliki keinginan yang kuat. Di samping bekerja keras mencari rezeki yang halal, jangan pula lupakan berdoa. Ia mengaku, kedua orang tuanya sering mengajarkan pentingnya berprasangka baik kepada Allah.

“Bapak saya mengajari saya doa haji sejak kecil, walaupun saya dari keluarga sederhana. Setiap shalat, saya selalu berdoa agar dimampukan haji,” ucap Lukman.

Lukman mengatakan, siapa pun bisa haji apabila sudah ada niat dan dipanggil oleh Allah. “Tekad awal saya adalah saya ingin haji. Jangan menunggu kaya, tetapi usahakanlah sejak dini,” sambungnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement