Senin 03 Jun 2024 15:11 WIB

Pejuang HAM Bungkam Soal Genosida di Gaza, MUI Kutuk Diskriminasi!

Buya Anwar Abbas mempertanyakan suara dari tokoh-tokoh hak asasi manusia (HAM),

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: A.Syalaby Ichsan
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas.
Foto: Darmawan/Republika
Wakil Ketua Umum MUI, Anwar Abbas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Pembersihan etnis masih dilakukan tentara zionis Israel di jalur Gaza, Palestina yang diduduku. Aksi genosida tersebut membuat jumlah korban tewas mencapai 36.171 orang sedangkan korban luka-luka sejumlah 81.420 orang dalam delapan bulan terakhir menurut Kementerian Kesehatan di Gaza.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Anwar Abbas mempertanyakan suara dari tokoh-tokoh hak asasi manusia (HAM), pembela hak-hak kaum perempuan dan anak-anak dari barat tidak terdengar. "Mengapa ketika ada seorang perempuan Muslim yang bekerja di sebuah sekolah memakai jilbab setelah ia baru saja menikah, para tokoh HAM dan tokoh-tokoh feminisme barat tersebut langsung berteriak dengan menuduh sang suami telah melanggar HAM karena telah menindas dan memaksa isterinya untuk memakai jilbab?"ujar Buya Anwar lewat keterangan tertulis kepada Republika, Senin (3/5/2024).

Baca Juga

Buya Anwar pun mengungkapkan, menjadi wajar jika umat Islam juga bertanya mengapa dalam masalah jilbab para tokoh HAM tersebut sangat sensitif. Sementara itu, ketika lebih 36 ribu orang mati dibunuh oleh israel, para pejuang HAM malah diam seribu bahasa.

"Jadi apa sebenarnya yang ingin mereka bela dan perjuangkan? Sejatikah perjuangan mereka tersebut ? Mengapa dalam hal yang remeh temeh seperti masalah jilbab mereka dengan garangnya mem-blow up masalah tersebut sedemikian rupa sehingga menggemparkan dunia,"ujar dia.

Menurut Buya Anwar, mereka bungkam ketika hak-hak rakyat palestina  diinjak-injak oleh israel. Suara mereka bahkan  nyaris tidak terdengar. Padahal, ujar dia, apa yang dilakukan oleh israel sudah jelas-jelas merupakan pelanggaran HAM berat karena mereka telah menghabisi nyawa puluhan ribu rakyat Palestina.

"Untuk itu kita perlu mengutuk sikap tidak terpuji yang telah dipertontonkan oleh tokoh-tokoh HAM dan para pejuang hak-hak kaum perempuan dan anak-anak dari barat tersebut karena ternyata konsep HAM yang mereka miliki adalah konsep HAM yang diskriminatif,"kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement