Senin 27 May 2024 22:15 WIB

Ketum PBNU Minta Pengurus Ansor Baru Belajar dari Presiden Jokowi 

Ansor menggelar pelantikan pengurus masa Khidmah 2024-2029.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengajak Ansor mengikuti keteladanan Jokowi.
Foto: Republika/Febrianto Adi Saputro
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengajak Ansor mengikuti keteladanan Jokowi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf meminta kepada pengurus Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor Masa Khidmah 2024-2029 yang baru dilantik, untuk belajar dari Presiden Joko Widodo. 

Dia mengatakan, Jokowi telah membawa Indonesia masuk ke dalam dekade investasi strategis untuk masa depan. Menurut dia, orang nomor satu di Republik Indonesia itu telah meletakkan dasar-dasar yang sangat penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.

Baca Juga

"Saya sangat berbesar hati yang menaruh harapan kepada saudara semua, saya yakin GP Ansor dan Banser berjuang bersama," kata Gus Yahya saat kegiatan Inaugurasi Menuju Ansor Masa Depan di Istora Senayan, Jakarta, Senin (27/5/2024).

Menurutnya salah satu hal yang perlu dicontoh dari Presiden Jokowi adalah prinsip pembangunan yang berkesinambungan. Karena menurutnya pembangunan Indonesia tidak akan lepas dari titik-titik keberhasilan pada masa lalu yang terus disempurnakan.

 

"Ini prinsip yang sesungguhnya ditegakkan oleh risalah Nabi Muhammad SAW, ketika Beliau mengatakan, bahwa misi beliau adalah menyempurnakan, bukan mengganti sama sekali," katanya.

Selain itu, dia menilai bahwa Jokowi melakukan pembangunan dengan cara dipikirkan, dirancang, direncanakan secara hati-hati dengan sungguh-sungguh, dan dengan mengikuti suatu nalar yang logis. 

"Bahwa yang dikerjakan adalah bukan lamunan kosong. Jadi, dari realitas dan logis untuk mendorong terjadinya realitas baru yang lebih baik. Ini adalah prinsip yang kita lihat selama ini ditegakkan Presiden Joko Widodo," kata dia. 

Dia pun mengingatkan bahwa GP Ansor adalah ototnya dari Nadhlatul Ulama. Untuk itu, dia pun meminta agar GP Ansor harus menjadi peretas jalan menuju Indonesia masa depan. 

Adapun kini PP GP Ansor Masa Khidmah 2024-2029 dipimpin oleh Ketua Umum Addin Jauharudin, menggantikan Yaqut Cholil Qoumas yang kini menjabat sebagai Menteri Agama.

Pelantikan PP GP Ansor 2024-2029 dihadiri Presiden Jokowi dan Presiden terpilih (2024-2029) Prabowo Subianto, GP Ansor mengusung tema Transisi Energi, Ekonomi Padat Karya, dan Ekonomi Digital.

Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin, mengatakan ketiga hal tersebut merupakan kunci penting untuk penguatan ekonomi Indonesia lima tahun ke depan. 

“Di tengah kondisi ekonomi global yang tidak menentu, Indonesia perlu fokus melakukan penguatan di bidang ekonomi selama lima tahun ke depan,” kata tokoh muda NU yang akrab disapa Gus Addin ini kepada media, Ahad (26/5/2024).

Dalam momentum pelantikan nanti, Gus Addin akan menyampaikan road map GP Ansor selama lima tahun ke depan, dengan konsep ASTA BISA. Dalam sambutannya besok, Gus Addin akan menjabarkan konsep ASTA BISA di hadapan Presiden Jokowi, Presiden terpilih Prabowo Subianto, ribuan tokoh nasional, lama NU, hingga warga GP Ansor. 

“ASTA BISA adalah langkah strategis Ansor selama lima tahun ke depan, yang bertujuan untuk memajukan warga Ansor, organisasi, memajukan NU, dan memajukan bangsa,” urainya.

ASTA adalah delapan pilar program Presiden terpilih Prabowo Subianto, sedangkan BISA adalah empat pilar untuk mendukung program tersebut, yang artinya Bisnis, Inovasi, SDM, dan Anak Muda.

Fokus dari ASTA BISA adalah anak muda, bukan saja anak muda Ansor, NU, tapi juga anak-anak muda Indonesia. Pasalnya, mereka adalah pemimpin masa depan. “Menuju Indonesia Emas 2045, kita perlu menyiapkan calon-calon pemimpin masa depan,” ujarnya.

Sebab itu, Addin meminta maaf jika nanti masyarakat yang akan melintasi sekitar GBK akan mengalami kemacetan. “Tapi, kami akan menyiagakan ribuan Banser yang akan membantu pihak kepolisian dalam mengatur lalu lintas,” tutupnya.  

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement