Senin 13 May 2024 09:06 WIB

Salah Kaprah Pengunaan Kata 'Salaf' dan Klaim Salafi, Begini Logika Mudahnya

Salaf bukanlah istilah mazhab melainkan hanya waktu

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi belajar dari keilmuan generasi salaf
Foto:

Kalau ada orang datang ke toko komputer lalu minta komputernya diinstal dengan sistem operasi "masa lalu" tentu pemilik toko menggelengkan kepala. Dia pasti bingung sambil bertanya, "OS masa lalu, apaan itu mas?" 

Kurang lebih perbandingannya seperti ini, sistem operasi (OS) komputer yang kita kenal seperti Windows, Linux dan Mac itu kira-kira seperti mazhab-mazhab fiqih baku yang kita kenal sekarang ini. 

Seperti mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah. Semua orang tahu dan semua orang pakai. Nyatanya memang ketiga OS itulah yang digunakan orang, tentu dengan masing-masing kelebihan dan kekurangannya.

Lalu tiba-tiba ada orang yang tidak mau pakai salah satu dari ketiga OS itu (mazhab Al-Hanafiyah, Al-Malikiyah, Asy-Syafi'iyah dan Al-Hanabilah), dan orang yang tidak mau pakai ketiga OS itu juga bukan ahli komputer, bukan programmer dan pengetahuannya tentang komputernya di bawah rata-rata, alias orang awam. 

Kemudian orang itu menghayal untuk bikin OS yang diberinya nama "masa lalu." Padahal yang dia buat adalah sebuah file tulisan dengan menggunakan microsoft word. Tetapi karena komputernya belum ada sistemnya, meski file word itu ada di dalam hardisk, apa yang akan terjadi?

Begitu dia booting untuk menyalakan komputernya, yang tampil di layar cuma warna hitam saja. Kalaupun ada tulisan, cuma keterangan bahwa komputer ini tidak atau belum ada sistemnya. Silakan instal sistem ke dalamnya. 

File word yang dia bikin dengan nama "masa lalu" ternyata bukan sebuah sistem, tetapi sekadar sebuah file, itu pun sebenarnya under windows juga.

"Kalau melihat kelakuan bocah lugu seperti itu, tentu kita yang rada sedikit mengerti tentang komputer akan tertawa terpingkal-pingkal. Sudahlah belajar komputer saja yang benar dengan guru yang benar juga, kurang lebih begitu nasehat kita kepadanya," kata KH Ahmad Sarwat Lc, dilansir dari laman Rumah Fiqih.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement