Senin 13 May 2024 09:06 WIB

Salah Kaprah Pengunaan Kata 'Salaf' dan Klaim Salafi, Begini Logika Mudahnya

Salaf bukanlah istilah mazhab melainkan hanya waktu

Rep: Fuji E Permana / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi belajar dari keilmuan generasi salaf
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Ilustrasi belajar dari keilmuan generasi salaf

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Istilah "salaf" artinya adalah sesuatu yang lampau atau terdahulu. Terjemahan salaf dalam bahasa Indonesia bisa bermacam-macam, seperti lampau, kuno, konservatif, konvensional, orthodox, klasik, antik, dan seterusnya. 

Kalau kita lihat dari sisi ilmu hukum dan syariah, istilah salaf sebenarnya bukan nama yang baku untuk menamakan sebuah medote istimbath hukum. 

Baca Juga

Istilah salaf hanya menunjukkan keterangan tentang sebuah kurun waktu di zaman yang sudah lampau. Demikian dijelaskan KH Ahmad Sarwat Lc pada laman Rumah Fiqih. 

Kira-kira perbandingannya begini, kalau kita ingin menyebut skala panjang suatu benda dalam ilmu ukur, maka kita setidaknya mengenal ada dua metode atau besaran, yaitu centimeter dan inchi. 

 

Di Indonesia biasanya kita menggunakan besaran centimeter, sedangkan di Amerika sana biasa orang-orang menggunakan ukuran inchi. Nah, tiba-tiba ada orang menyebutkan bahwa panjangnya meja adalah "20 masa lalu."

Lho? Apa maksudnya 20 masa lalu?

Apakah istilah "masa lalu" itu adalah sebuah besaran atau ukuran dalam mengukur panjang suatu benda? Jawabannya pasti tidak. 

"Yang kita tahu hanya besaran 20 centimeter atau 20 inchi, tapi kalau 20 masa lalu, tidak ada seorang pun yang mengenal istilah itu," kata KH Ahmad Sarwat Lc, dilansir dari laman Rumah Fiqih, Sabtu (11/5/2024).

Ya bisa saja sih segelintir orang menggunakan istilah besaran "masa lalu" sebagai besaran untuk mengukur panjang suatu benda, tetapi yang pasti besaran itu bukan besaran standar yang diakui dalam dunia ilmu ukur. Jadi kalau kita ke toko material bangunan, lalu kita bilang mau beli kayu triplek ukuran "20 masa lalu" maka pasti penjaga tokonya bingung.

Dalam dunia komputer kita juga mengenal istilah sistem operasi. Kita tidak akan bisa menggunakan komputer, kalau sistem operasinya tidak diinstal terlebih dahulu. Tidak ada komputer kalau tidak ada sistem operasinya.

Meski sebenarnya jumlah sistem operasi cukup banyak, tapi yang paling populer dikenal orang awam cuma tiga saja. Yaitu Windows, Linux dan Mac. 

Ketiganya yakni Windows, Linux dan Mac diciptakan oleh tim yang ahli di bidang teknologi IT, dan sudah mulai menciptakan sistem operasi itu sejak awal komputer ditemukan.

Buat kita orang awam, kalau beli komputer pastilah kita pilih yang sudah ada sistem operasinya, baik itu Windows, Linux maupun Mac. Sebab kita tidak akan mampu menciptakan sistem operasi sendiri. Bahkan para programmer pun umumnya pakai sistem operasi salah satu dari ketiganya. 

Saya belum pernah menemukan ada orang sangat pintar dalam urusan komputer, sampai-sampai dia bisa bikin sistem operasi sendiri. Kalau sekedar bikin script atau bikin pemrograman, tentu banyak yang mampu. Apalagi bikin tulisan di microsoft word, saya kira semua orang juga bisa.

Tetapi bikin sebuah file tulisan di microsoft word itu tidak sama dengan menciptakan sistem operasi. Meski pun nama filenya bernama: sistem-operasi-masa-lalu.doc tetapi kalau kita buka, tentu isinya bukan sistem operasi. Itu cuma file microsoft word, tetapi mengaku-ngaku sebagai sistem operasi. Anak TK juga bisa bikin file seperti itu.

"Yang pasti di dunia ini kita tidak pernah mendengar ada orang menjual sistem operasi yang namanya adalah salaf alias masa lalu," kata KH Ahmad Sarwat Lc, dilansir dari laman Rumah Fiqih.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement