Kamis 18 Apr 2024 16:52 WIB

Siapa Bilang Israel tak Terkalahkan? Perang Lebanon Membuktikan Sebaliknya 

Israel pernah dipukul mundur pada Perang Lebanon

Hizbullah, sayap militer Lebanon yang berhasil mengusir Israel dari pada 2006 silam.
Foto:

Perang saudara pada 1975 bersumber dari tuntutan pihak Islam agar mengubah Pakta Nasional tersebut, mengingat komposisi demografi Lebanon telah jauh berubah di mana kelompok Muslim, khususnya Syiah, telah menjadi mayoritas.

Para pendukung Hizbullah awal adalah golongan Syiah  di ibu kota Provinsi Bekaa (Biga), santri Lebanon yang terusir dari Irak menyusul pembersihan aktivitas politik Syiah  di tahun 1970-an, orang-orang Syiah  yang tergusur dari selatan Lebanon akibat invasi Israel itu, orang Syiah Lebanon yang pernah dilatih dan ikut berjuang bersama gerilyawan Palestina, serta sekitar 1.000 personel pasdaran (Pengawal Revolusi Iran).

Mereka mulai menarik perhatian dunia ketika melancarkan bom bunuh diri terhadap markas tentara AS dan Prancis di Lebanon (1983) yang menewaskan ratusan orang. Populariasnya makin meningkat ketika terlibat dalam berbagai tindak kekerasan, khususnya penculikan terhadap warga Barat, yang baru berakhir pada 1992.

Tapi Hizbullah tak hanya terlibat dalam kegiatan militer-politik. Mereka juga membangun jalan-jalan yang mulus, sumur di pedesaan, rumah sakit, apotek, dan pabrik tekstil. Juga memberikan buku secara cuma-cuma, beasiswa, serta pekerjaan bagi korban perang. Untuk memperluas basis dukungannya, mereka mendirikan klub sepak bola, media massa, dan stasiun radio. 

Dengan begitu, kian banyak pendukung Amal Syiah pimpinan Nabih Herri, kelompok Syiah  moderat Lebanon yang didukung kaum profesional dan pedagang, yang membelot ke Hizbullah.

Tak heran, dalam Pemilu 1992, Hizbullah memperoelh setengah dari total suara Syiah Lebanon. Di kawasan selatan, kelompok itu bahkan mengumpulkan seluruh 8 kursi yang tersedia, yang merupakan blok tunggal terbesar dalam parlemen.

Dengan sekitar 5.000 sampai 10 ribu personel bersenjata yang terlatih dan memiliki determinasi, Hizbullah melancarkan taktik hit and run melawan Israel. Cara ini ternyata efektif dibanding harus berkonfrontasi secara langsung menghadapi profesionalisme dan kecanggihan militer Israel yang telah teruji.

Kebanyakan tentara Israel justru dibunuh melalui bom bunuh diri atau pemasangan bom di ''zona keamanan'' yang kemudian diledakkan dengan remote control. Tapi ini tak akan jalan tanpa jaringan intelijen canggih yang dibangun Hizbullah.

 

 

*Naskah karya Smith Alhadar tayang di Harian Republika pada tahun 2000

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement