REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON -- Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menandatangani perjanjian kerja sama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Cirebon dan delapan perguruan tinggi Nahdlatul Ulama (NU), Kamis (29/2/2024).
Penandatanganan kerja sama tersebut, terkait dengan peningkatan gerakan literasi digital, di perguruan tinggi NU, yang berada dalam naungan Lembaga Pendidikan Tinggi (LPT) PCNU Kabupaten Cirebon.
Direktur Pemberdayaan Informatika Kominfo Slamet Santoso mengatakan, penandatanganan kerja sama dengan PCNU Kabupaten Cirebon merupakan hal yang penting. Pasalnya, kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari PBNU.
‘’Ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan dengan Pak Menteri dengan Ketua Umum PBNU,’’ kata Slamet.
Slamet menuturkan, dukungan dari kalangan NU memang sangat penting, terutama untuk kalangan pesantren dan lainnya. Dia menyatakan, untuk meliterasi digital masyarakat di Indonesia tidak bisa dilakukan oleh Kominfo sendirian.
‘’Karena memang begitu banyak yang perlu kita lakukan, terkait meningkatkan kapasitas literasi digital seluruh masyarakat Indonesia,’’ tukas Slamet.
Slamet menambahkan, penandatanganan dengan PCNU pun menjadi sebuah momentum penting. Sebab dengan terjalinnya kolaborasi tersebut, pihaknya berharap akan ada santri dan mahasiswa yang menjadi penggerak digital.
‘’Sehingga kader digital nantinya bersama dengan Kominfo bisa memberikan edukasi digital kepada masyarakat terkait empat pilar literasi digital. Yaitu, kecakapan digital (digital skill), etika digital (digital ethics), keamanan digital (digital safety), dan budaya digital (digital culture),’’ tukas Slamet.
Slamet pun berharap masyarakat di Cirebon, terutama santri atau mahasiswanya, bisa menjadi fasilitator untuk meneruskan materi empat pilar literasi digital tersebut.
‘’Sehingga nantinya ruang digital itu kita penuhi dengan konten yang positif. Dan komitmen ini bisa terus digerakkan sampai tahun-tahun berikutnya,’’ kata Slamet.
Komitmen terkait literasi digital harus terus digaungkan. Pasalnya, Indonesia menjadi negara paling tidak sopan di ruang digital.
‘’Masyarakat Indonesia masih banyak yang mengakses pornografi, judi online, dan lainnya,’’ tuturnya.
Sementara itu, Ketua Tanfidziyah PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie menyampaikan terima kasih atas komitmen Kementerian Kominfo yang bersedia melakukan kerja sama dengan PCNU.
Menurut Aziz, pihaknya menyambut baik kerja sama yang dijalin saat ini. Dia menyatakan, literasi digital merupakan program yang perlu didukung oleh NU.
‘’Tentu kami menyambut dengan baik, sebab memang literasi digital ini menjadi problem tersendiri khususnya di warga NU,’’ tukas Aziz.
Azis mengungkapkan, di level menengah pun, literasi digital di kalangan NU masih kurang. Meskipun belakangan ini di kalangan NU sudah berikhtiar agar aspek digital bisa menjadi kebutuhan di warga Nahdliyin.
Sehingga, menurut Aziz, dengan adanya gerakan literasi digital Kominfo yang diselenggarakan di sejumlah perguruan tinggi NU tersebut, bisa menjadi jawaban atas permasalahan itu.
‘’Ini merupakan kesempatan NU untuk menjawab tantangan literasi digital,’’ cetus Aziz.
Aziz juga berharap kepada Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU), yang sudah melakukan kerja sama, bisa memaksimalkan program tersebut. Sehingga nantinya, mahasiswa maupun sivitas akademika di PTNU mampu memahami literasi digital di masa datang.
‘’Diharapkan nanti LPTNU bisa mendistribusikan kader digital. Bahkan, syukur-syukur misi literasi digital ini masif di PTNU,’’ imbuhnya.
Sementara itu, Ketua LPTNU Kabupaten Cirebon Ahmad Sururi menambahkan, kerja sama yang dijalin oleh PCNU Kabupaten Cirebon dan delapan perguruan tinggi NU merupakan momentum yang sangat baik, untuk pencapaian perguruan tinggi dalam cakap berdigital.
‘’Semoga dengan perjanjian kerja sama ini, mendorong perguruan tinggi NU di Kabupaten Cirebon makin cakap digital,’’ tukas Sururi.