Gedung Putih atau pemerintah AS, dalam menanggapi pernyataan tersebut, menyebarkan hasil percakapan lewat telepon antara Presiden Biden dengan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Dalam rilis dari Gedung Putih itu disebutkan para pemimpin membahas apa yang terjadi di Gaza, bahwa mereka berduka atas hilangnya nyawa warga sipil dan sepakat insiden ini menggarisbawahi pentingnya mengakhiri perundingan sesegera mungkin dan memperluas aliran bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza.
Mereka juga dikatakan telah membahas upaya untuk segera membebaskan sandera yang ditahan oleh Hamas. Pembebasan sandera akan menghasilkan gencatan senjata segera dan berkelanjutan di Gaza, selama, setidaknya enam pekan.
Penyelidikan menyeluruh
Juru Bicara Gedung Putih Olivia Dalton kepada wartawan pada Kamis (29/2/2024) mendesak adanya penyelidikan menyeluruh terhadap kejadian tersebut. Dalton menyebut sudah berkomunikasi dengan pemerintah Israel untuk mendapatkan informasi tentang hal-hal yang menyebabkan tragedi tersebut.
Kejadian itu, ucapnya, menegaskan lagi pentingnya memperluas bantuan kemanusiaan supaya sampai ke mereka yang membutuhkan di Gaza. Menariknya, di tengah retorika pentingnya bantuan kemanusiaan yang dikemukakan Gedung Putih, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin dalam sidang di Kongres AS pada hari yang sama mengungkapkan AS telah memberi Israel 21.000 rudal berpemandu presisi sejak awal perang.
Austin menambahkan dia telah berbicara dengan menteri di Israel, Yoav Gallant, dengan menyatakan bahwa, "Saya berharap ketika kita memberikan amunisi kepada sekutu dan mitra, mereka akan menggunakannya dengan cara yang bertanggung jawab".
Austin juga mengatakan keputusan untuk menghentikan pemberian bantuan keamanan bukanlah keputusannya. Dia bersikeras bahwa Israel menggunakan senjata yang diberikan dengan cara yang bertanggung jawab.
Sebelumnya, Dubes Rusia untuk PBB...