REPUBLIKA.CO.ID, DERA ISMAIL KHAN -- Kepolisian Pakistan mengatakan setidaknya 10 petugas tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan fajar pada Senin (5/2/2024). Serangan ke pos polisi di barat laut Pakistan itu dilakukan milisi bersenjata menjelang pemilihan umum pekan ini.
Petugas polisi di wilayah Draban di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan, mengatakan sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat para milisi menyerang kantor polisi dengan senapan penembak jitu dan masuk ke dalam bangunan. "Setelah masuk bangunan, teroris menggunakan granat tangan yang menyebabkan banyak korban pada kepolisian," kata wakil inspektur Kepolisian Draban, Malik Anees ul Hassan.
Belum diketahui siapa dalang serangan tersebut dan apakah serangan ini berkaitan dengan pemilihan umum. Pada Rabu (31/1/2024) lalu seorang kandidat majelis umum ditembak mati di Khyber-Pakhtunkhwa. Di hari yang sama politisi lain ditembak mati di kantor partainya di Provinsi Balochistan.
Pada Kamis (1/2/2024) lalu serangan bom setelah rapat pemilu di Balochistan menewaskan empat orang. ISIS mengklaim serangan tersebut.
Draban terletak di daerah yang dianggap sebagai kubu partai Jamiat Ulema-e-Islam. Media setempat melaporkan ketua partai konservatif yang berhaluan religius ini, Maulana Fazal Ur Rehman, melakukan perjalanan ke Afganistan bulan lalu untuk bertemu dengan pemimpin spiritual tertinggi Taliban.
Salah satu dari sedikit pertemuannya dengan para pejabat asing. Atas alasan keamanan partai itu juga menyerukan penundaan pemungutan suara di Pakistan.
Sejak 2022 Pakistan kembali dilanda serangan mematikan milisi bersenjata yang menargetkan personel keamanan. Setelah gencatan senjata antara Taliban Pakistan dan pemerintah mengalami kegagalan.