Senin 05 Feb 2024 17:03 WIB

Sepuluh Orang Tewas dalam Serangan ke Kantor Polisi di Pakistan

Belum diketahui siapa dalang serangan tersebut.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
Seorang petugas polisi, yang terluka ketika militan menyerbu sebuah kantor polisi di Chodwan, menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Dera Ismail Khan, Pakistan, (5/2/2024).
Foto: EPA-EFE/SAOOD REHMAN
Seorang petugas polisi, yang terluka ketika militan menyerbu sebuah kantor polisi di Chodwan, menerima perawatan di sebuah rumah sakit di Dera Ismail Khan, Pakistan, (5/2/2024).

REPUBLIKA.CO.ID, DERA ISMAIL KHAN -- Kepolisian Pakistan mengatakan setidaknya 10 petugas tewas dan enam lainnya terluka dalam serangan fajar pada Senin (5/2/2024). Serangan ke pos polisi di barat laut Pakistan itu dilakukan milisi bersenjata menjelang pemilihan umum pekan ini.

Petugas polisi di wilayah Draban di Provinsi Khyber-Pakhtunkhwa, Pakistan, mengatakan sekitar pukul 03.00 dini hari waktu setempat para milisi menyerang kantor polisi dengan senapan penembak jitu dan masuk ke dalam bangunan. "Setelah masuk bangunan, teroris menggunakan granat tangan yang menyebabkan banyak korban pada kepolisian," kata wakil inspektur Kepolisian Draban, Malik Anees ul Hassan.

Baca Juga

Belum diketahui siapa dalang serangan tersebut dan apakah serangan ini berkaitan dengan pemilihan umum. Pada Rabu (31/1/2024) lalu seorang kandidat majelis umum ditembak mati di Khyber-Pakhtunkhwa. Di hari yang sama politisi lain ditembak mati di kantor partainya di Provinsi Balochistan.

Pada Kamis (1/2/2024) lalu serangan bom setelah rapat pemilu di Balochistan menewaskan empat orang. ISIS mengklaim serangan tersebut.

Draban terletak di daerah yang dianggap sebagai kubu partai Jamiat Ulema-e-Islam. Media setempat melaporkan ketua partai konservatif yang berhaluan religius ini, Maulana Fazal Ur Rehman, melakukan perjalanan ke Afganistan bulan lalu untuk bertemu dengan pemimpin spiritual tertinggi Taliban.

Salah satu dari sedikit pertemuannya dengan para pejabat asing. Atas alasan keamanan partai itu juga menyerukan penundaan pemungutan suara di Pakistan.

Sejak 2022 Pakistan kembali dilanda serangan mematikan milisi bersenjata yang menargetkan personel keamanan. Setelah gencatan senjata antara Taliban Pakistan dan pemerintah mengalami kegagalan. 

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement