Kamis 25 Jan 2024 12:58 WIB

Houthi Kembali Targetkan Kapal Kargo Amerika di Laut Merah

Rudal Houthi ditembakkan ke arah kapal kontainer M/V Maersk Detroit.

Rep: Lintar Satria/ Red: Setyanavidita livicansera
foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris  rudal Sea Viper ditembakkan di Laut Merah pada Rabu, (10/1/2024
Foto: UK Ministry of Defence via AP
foto yang disediakan oleh Kementerian Pertahanan Inggris rudal Sea Viper ditembakkan di Laut Merah pada Rabu, (10/1/2024

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Kelompok Houthi Yaman kembali menargetkan kapal dagang Amerika Serikat (AS) dengan rudal saat melintas di Laut Merah, Rabu (24/1/2024). Namun rudal Houthi berhasil ditembak jatuh oleh kapal perang AS yang bersiaga di wilayah perairan tersebut.

“Ada tiga rudal Houthi yang ditembakkan ke dua kapal dagang di Laut Merah bagian selatan. Satu rudal meleset dan dua lainnya ditembak jatuh oleh kapal perusak Angkatan Laut AS,” kata Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

“Ini jelas menggarisbawahi bahwa Houthi masih berniat melakukan serangan-serangan ini, yang berarti kita masih harus melakukan apa yang harus kita lakukan untuk melindungi pengiriman tersebut,” tambah Kirby.

Komando Pusat AS (CENTCOM) mengatakan rudal-rudal Houthi ditembakkan ke arah kapal kontainer M/V Maersk Detroit yang berbendera, dimiliki, dan dioperasikan AS. Namun CENTCOM tidak menyebutkan kapal kedua yang menjadi sasaran. “Tidak ada laporan korban luka atau kerusakan pada kapal tersebut,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.

Sebelumnya Komando Pusat Angkatan Laut AS (NAVCENT) membantah klaim kelompok Houthi yang menyebut bahwa mereka berhasil menyerang kapal kargo militer berbendera Amerika, Ocean Jazz, di Teluk Aden. “Laporan teroris Houthi mengenai dugaan serangan yang berhasil terhadap ‘M/V Ocean Jazz’ jelas-jelas salah. NAVCENT telah menjaga komunikasi konstan dengan ‘M/V Ocean Jazz’ selama transit yang aman,” kata NAVCENT pada Selasa (23/1/2024).

Pada Senin (22/1/2024) lalu, Houthi mengatakan telah menyerang kapal kargo militer Ocean Jazz di Teluk Aden. Houthi mengatakan, serangan tersebut merupakan balasan atas agresi Negeri Paman Sam ke Yaman.

“Angkatan bersenjata Yaman terus membalas setiap agresi Amerika atau Inggris terhadap negara kami dengan menargetkan semua sumber ancaman di Laut Merah dan Arab,” kata juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Houthi tak mengungkap kapan dan di mana tepatnya serangan terhadap Ocean Jazz dilakukan. Pada Senin lalu, AS dan Inggris kembali meluncurkan serangan militer ke Yaman. Mereka menargetkan situs penyimpanan bawah tanah milik kelompok Houthi.

Dalam sebuah pernyataan bersama, AS dan Inggris mengatakan, dalam serangan terbarunya, mereka membidik delapan sasaran milik Houthi. “Serangan presisi ini dimaksudkan untuk mengganggu dan menurunkan kemampuan yang digunakan Houthi untuk mengancam perdagangan global dan kehidupan para pelaut yang tidak bersalah,” ungkap AS dan Inggris.

Sementara itu Menteri Pertahanan Inggris Grant Shapps mengungkapkan, serangan terbaru ke Yaman adalah sebuah tindakan pembelaan diri. Hal itu karena Houthi terus menyerang kapal-kapal dagang dan kargo di Laut Merah. “Tindakan ini akan memberikan pukulan lain terhadap terbatasnya stok mereka dan kemampuannya mengancam perdagangan global,” ujar Shapps.

Sejak 11 Januari 2024, AS setidaknya sudah delapan kali meluncurkan serangan yang menargetkan fasilitas-fasilitas Houthi di Yaman. Serangan itu merupakan respons Washington atas masih berlanjutnya serangan ke kapal dagang atau kargo di Laut Merah. Para pejabat AS mengklaim serangkaian serangan ke Yaman telah menurunkan kemampuan Houthi untuk melakukan serangan yang kompleks.

Namun mereka menolak memberikan angka spesifik mengenai jumlah rudal, radar, drone, atau kemampuan militer Houthi lainnya yang dihancurkan sejauh ini. “Kami mendapatkan dampak yang diharapkan,” kata pejabat militer AS kepada wartawan Pentagon.

Agresi AS ke Yaman tidak menciutkan nyali Houthi serta tak menghentikan mereka menyerang kapal-kapal di Laut Merah. Houthi bahkan sempat menyatakan bahwa mereka siap terlibat dalam konflik terbuka dengan AS.

Sejak 19 November 2023, kelompok Houthi telah meluncurkan puluhan serangan rudal dan drone ke kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Houthi mengklaim mereka hanya membidik kapal-kapal milik Israel atau menuju pelabuhan Israel. Serangan terhadap kapal-kapal tersebut merupakan bentuk dukungan Houthi terhadap perjuangan dan perlawanan Palestina.

Sejak Houthi aktif menyerang kapal-kapal di Laut Merah, sejumlah perusahaan kargo memutuskan untuk menghindari wilayah perairan tersebut. Perubahan jalur laut dengan menghindari pelayaran melintasi Laut Merah dapat menyebabkan penundaan pengiriman kargo dan memicu kenaikan ongkos pengiriman.

Hal itu karena Laut Merah merupakan jalur terpendek antara Asia dan Eropa melalui Terusan Suez. Laut Merah adalah salah satu jalur laut yang paling sering digunakan di dunia untuk pengiriman minyak dan bahan bakar.

sumber : reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement