REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- WASHINGTON — Polisi di New Jersey masih mencari pelaku pembunuhan seorang imam masjid, yang ditembak di luar masjid pada kamis (4/1/2024). Polisi bahkan menawarkan sejumlah uang tunai kepada siapa pun yang dapat menemukan dan menangkap pelaku.
Pihak berwenang mengatakan, saat ini mereka tidak memiliki bukti bahwa aksi penembakan tersebut dilandasi kebencian agama, tetapi bersumpah untuk melindungi orang-orang yang beriman di tengah melonjaknya laporan serangan bias di seluruh Amerika Serikat.
Pembunuhan terhadap Imam Hassan Sharif terjadi, ketika dia bersiap untuk membuka Masjid Muhammad Newark pada hari Rabu (3/1/2024).
Dilansir dari AP News, Jumat (5/1/2024), Jaksa Agung negara bagian berjanji untuk membantu pejabat daerah dan lokal.
Sheriff Essex County mengumumkan hadiah 25 ribu dolar (Rp 388 juta) kepada masyarakat yang berhasil menangkap pelaku penembakan Imam Hassan Sharif.
Seorang imam di New Jersey, Amerika Serikat (AS) ditembak hingga meninggal dunia di luar masjidnya. Pihak berwenang masih memburu pelaku penembakan dan mengatakan mereka belum menemukan bukti motif bias anti-Muslim dalam penembakan tersebut.
Jaksa Penuntut Wilayah Essex, Ted Stephens mengatakan Imam Hassan Sharif sedang berada di dalam mobilnya ketika dia ditembak lebih dari satu kali sekitar pukul 06.00 pagi waktu setempat di dekat Masjid Masjid-Muhammad di Newark, kota terbesar di negara bagian New Jersey. Dia dibawa ke rumah sakit terdekat namun meninggal pada sore harinya.
"Saya tahu dengan adanya peristiwa global dan meningkatnya bias yang ditujukan kepada banyak komunitas yang di seluruh negara bagian kami- terutama komunitas Muslim ada banyak orang di New Jersey saat ini yang merasakan sangat takut atau cemas atas berita pembunuhan ini," kata Jaksa Agung Matt Platkin, Kamis (4/1/2024).
Meskipun demikian, Platkin mengatakan penegak hukum meningkatkan keamanan rumah ibadah. Terutama rumah-rumah ibadah Yahudi dan Muslim, yang mengalami ketegangan sejak Israel menginvasi Gaza.
Direktur Keamanan Publik Newark, Fritz Fragé mengatakan sudah lima tahun Sharif menjadi imam di masjid setempat. Ia mengenang sang imam sebagai pemimpin komunitas lintas agama yang bekerja untuk menjaga keamanan kota.
"Kami ikut merasakan kepedihan Anda dan kami berjanji untuk memanfaatkan sumber daya penuh dari mereka yang ada di sini dan mereka yang terus bermitra dengan kami untuk memastikan kejahatan keji ini dapat diselesaikan," katanya.
Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) cabang New Jersey, organisasi advokasi dan hak-hak sipil Muslim terbesar di Amerika Serikat, menyebut Sharif sebagai "mercusuar kepemimpinan dan keunggulan." CAIR mengatakan meskipun motif penembakan belum diketahui, kelompok tersebut menyarankan semua masjid untuk "tetap berhati-hati" dan tetap membuka pintunya.
Baca juga: Suka Bangun Malam Hari Kemudian Ingin Tidur Lagi, Baca Doa Rasulullah SAW Ini
Platkin mengatakan New Jersey memiliki 320 ribu Muslim dari sekitar 9 juta populasi. Setelah penembakan pada Rabu, para pejabat menjangkau komunitas-komunitas Muslim di kota dan di seluruh negara bagian
"Kami meminta semua orang di komunitas kami dan mitra kami untuk memberi tahu kami jika ada sesuatu yang ingin mereka lakukan dan apa pun yang membuat mereka merasa tidak aman sehingga kami dapat merespons," katanya.
Penembakan Sharif terjadi di tengah insiden bias yang semakin intensif terhadap Muslim dan Yahudi, sejak Hamas melakukan serangan balasan terhadap Israel pada 7 Oktober.
Council on American-Islamic Relations, organisasi hak-hak sipil dan advokasi Muslim terbesar di negara itu, mencatat lebih dari 2.000 insiden bias terhadap AS. Muslim dalam dua bulan pertama sejak serangan Timur Tengah dimulai, naik dari hampir 800 pada periode yang sama tahun lalu.