Jumat 05 Jan 2024 08:15 WIB

Eks PM Israel: Pembunuhan Saleh al-Arouri tak akan Guncang Hamas 

Kelompok Hamas tidak akan goyah setelah wakil pemimpinnya terbunuh.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Muhammad Hafil
Pasukan Israel mengendarai kendaraan militer di Jalur Gaza.
Foto: AP Photo/Ariel Schalit
Pasukan Israel mengendarai kendaraan militer di Jalur Gaza.

REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV – Mantan perdana menteri Israel, Ehud Barak mengatakan, kelompok Hamas tidak akan goyah setelah wakil pemimpinnya, Saleh al-Arouri, terbunuh dalam serangan udara Israel di Beirut, Lebanon. Dia meyakini, Hamas akan segera menemukan sosok yang mampu menggantikan Arouri.

“Adalah keliru untuk percaya bahwa pembunuhan tersebut akan mengguncang Hamas dan kelompok tersebut tak akan mampu menggantikannya,” kata Barak dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Israel, Channel 13, dikutip laman Middle East Monitor, Kamis (4/1/2024).

Baca Juga

Barak menambahkan, dia yakin Hamas akan dapat segera menemukan figur untuk menggantikan posisi dan peran Arouri. “Siapa pun yang percaya bahwa penggantinya akan kurang bertalenta juga salah. Ada penerus Arouri, dan setiap orang (di Hamas),” ucapnya.

Saleh al-Arouri terbunuh dalam serangan drone Israel ke kantor Hamas di Mecherfeh di Beirut selatan, Lebanon, Selasa (2/1/2024) malam lalu. Selain Arouri, setidaknya terdapat lima orang lainnya yang turut tewas dalam serangan itu, termasuk dua komandan Brigade Al-Qassam, yakni sayap militer Hamas.

Arouri menjadi pemimpin Hamas paling senior yang dibunuh Israel sejak pecahnya perang di Gaza pada 7 Oktober 2023. Menyusul kematian Arouri, Hamas dilaporkan telah membekukan pembicaraan tentang gencatan senjata di Israel.

Kelompok Hizbullah Lebanon telah memperingatkan bahwa mereka tidak akan membiarkan pembunuhan Arouri berlalu begitu saja. Hizbullah, yang sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023 turut terlibat konfrontasi dengan Israel di perbatasan Lebanon, mengisyaratkan siap membalas kematian Arouri.

“(Pembunuhan Arouri) adalah kejahatan besar dan berbahaya yang tidak bisa kami diamkan,” ujar Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah dalam pidatonya yang disiarkan di televisi, Rabu (3/1/2024).

Dia bersumpah bahwa tidak akan ada batasan dan tidak ada aturan dalam perjuangan kelompok Hizbullah jika Israel memilih untuk melancarkan perang terhadap Lebanon. “Siapa pun yang berpikir untuk berperang dengan kami, dengan kata lain, dia akan menyesalinya,” ujar Nasrallah.

Arouri adalah tokoh yang berperan membangun kembali hubungan Hamas dengan Hizbullah di Lebanon. Kedua kelompok tersebut sempat berseberangan karena mendukung pihak yang berbeda dalam konflik sipil di Suriah. Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada tahun 1982, pernah berperang selama sebulan melawan Israel pada 2006. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement