REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Perang di Gaza telah menyebabkan kerugian di sektor swasta Palestina hingga 1.5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 23 triliun lebih. Perang juga mengakibatkan, lumpuhnya pekerjaan di sektor swasta.
“Kerugian bisnis sektor swasta di Palestina mencapai sekitar 1,5 miliar dolar AS dalam dua bulan pertama serangan dahsyat Israel di Gaza,” kata Biro Pusat Statistik Palestina (PCBS), dilansir dari TRT World, Kamis (28/12/2023).
PCBS mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (27/12/2023), bahwa kerugian harian sektor swasta di Gaza diperkirakan sebesar 25 juta dolar (Rp 385 miliar), kecuali kerugian langsung seperti properti dan aset. Jumlah perusahaan atau fasilitas sektor swasta di Palestina adalah 176 ribu, termasuk 56 ribu di Gaza, dan 120 ribu di Tepi Barat yang diduduki.
"Hasil utama menunjukkan, 29 persen dari total perusahaan di Tepi Barat menyaksikan penurunan atau berhenti dalam produksi melalui agresi (Israel) sementara sebagian besar perusahaan di Gaza menghentikan produksi mereka," tambah PCBS.
Dan, sebagai akibat dari serangan mematikan Israel yang sedang berlangsung di Gaza, sekitar 89 persen dari jumlah total karyawan di Gaza tidak lagi dapat bekerja. Serangan mematikan Israel telah menggembrak Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, menewaskan sedikitnya 21.110 orang Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, dan melukai 55.243 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat.
Sekitar 1.200 orang Israel diyakini telah tewas dalam serangan Hamas. Serangan Israel juga telah meninggalkan Gaza dalam reruntuhan, dengan setengah dari perumahan wilayah pesisir rusak atau hancur dan hampir dua juta orang mengungsi di dalam kantong padat penduduk di tengah kekurangan makanan dan air bersih yang akut.