Rabu 27 Dec 2023 07:00 WIB

Zakat Outlook 2024: Tahun Peluang

Oleh: Nur Efendi, Board of Trustees Rumah Zakat, CEO Rumah Zakat (2011-2022)

Nur Efendi, Board of Trustees Rumah Zakat.
Foto: Istimewa
Nur Efendi, Board of Trustees Rumah Zakat.

REPUBLIKA.CO.ID, Perekonomian global dan Indonesia pada 2023 dihadapkan pada tingginya ketidakpastian dan besarnya tantangan. Ancaman resesi, masih ketatnya kebijakan moneter di tingkat global, serta perang bisa menekan ekonomi global dan domestik. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya yang diliputi optimisme, dunia menyambut tahun baru dengan perasaan was-was, banyak pertanyaan, dan lebih pesimis. (CNBC, 2/1/2023).

Tantangan krisis ekonomi dunia masih menghantui. Hal ini tentunya akan berdampak secara tidak langsung terhadap ekonomi Indonesia yang menyebabkan inflasi meningkat. Dan jika inflasi meningkat maka kemiskinan berpotensi meningkat. Sebaliknya, jika inflasi menurun maka kemiskinan juga menurun (Ningsih, 2018).

Di Indonesia, (BPS 2022-2023) mencatat tren fluktuatif pada data presentase penduduk yang berada dalam garis kemiskinan dan peningkatan ketimpangan ekonomi masyarakat. Pada Maret 2023 angkanya meningkat menjadi 0,388, dari September 2022 yang sebesar 0,381, dan terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2023 tetap pada kisaran 4,5-5,3 persen.

Tahun sebelumnya, Indonesia sukses menyelenggarakan hajatan G20 dengan tema besar 'Recover Together, Recover Stronger'. Berbagai organisasi mengusung tema pemulihan untuk perlahan bangkit menyongsong era pascapandemi. Walaupun ekonomi Indonesia belum sepenuhnya pulih, tetapi perlahan pertumbuhan itu mulai terlihat.

Termasuk di dalamnya dibahas terkait dengan isu perubahan iklim yang mengancam. Menurut sumber Indonesia Carbon Trading Handbook (2023), Perubahan iklim dan risiko lingkungan menjadi paling utama di antara risiko global lainya dalam 2-10 tahun mendatang.

Begitupun potensi resiko perubahan iklim di Tahah Air, dalam jangka menengah dan panjang, seperti kenaikan suhu hingga lima derajat celcius, serta ancaman kepunahan spesies hingga 3-48 persen. Risiko lainnya seperti bencana alam, menekan akses pangan, merusak ketahanan pangan serta menurunkan gizi.

Kabar baiknya, di tengah kondisi tersebut, rupanya masyarakat Indonesia memiliki kedermawanan yang tinggi. itu membuat kita mampu terus bertahan dan keluar dari situasi sesulit apapun. Tahun ini berarti sudah enam kali berturut-turut, Indonesia tetap dinobatkan sebagai negara paling dermawan di dunia dengan skor World Giving Index tertinggi di antara Negara lainnya.

Artinya apa? Masih ada harapan dari masyarakat dermawan di negeri ini. Dalam 'Marketing Outlook 2024', Yuswohadi (2023) menyampaikan tahun politik 2024 bukanlah tahun tiarap tetapi tahun peluang. Tercatat beberapa tren yang menciptakan peluang besar di tahun 2024. 

Pertama, kebangkitan ekonomi pemilu. Kedua, kembalinya ekonomi leisure, dan ketiga, yaitu kembalinya perekonomian digital. Beberapa tren tersebut tentu saja baik secara langsung atau tidak langsung, serta berdampak terhadap perkembangan dunia filantropi Islam terutama lembaga zakat di Indonesia.

Berdasarkan survei konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2023, mengindikasikan kepercayaan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Oktober 2023 sebesar 124,3, lebih tinggi dibandingkan dengan September 2023 yaitu sebesar 121,7. Meningkatnya keyakinan konsumen pada Oktober 2023 didorong oleh menguatnya Indeks Kondisi Ekonomi saat ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK).

Sisi lain literasi zakat juga masih menjadi tantangan. Dalam laporan survey Indeks Literasi Zakat (ILZ) pada 2020, Indonesia memiliki skor di 66.78, yang artinya literasi zakat masih rendah dan perlu terus ditingkatkan. Tantangan lainnya yang muncul, adalah permasalahan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat.

Dalam survey yang sama pada 2022, faktor yang menjadi alasan utama masyarakat dalam memilih tempat menunaikan zakat adalah faktor kredibilitas, transparansi dan akuntabilitas pengelola zakat sebesar 71,53 persen.

Hal ini dapat diartikan bahwa mayoritas publik sangat berharap lembaga-lembaga zakat dapat bekerja secara profesional dan transparan dalam pengelolaan dana yang mereka titipkan. Diversitas Lembaga Filantropi di Indonesia memberikan dampak keterkaitan yang erat satu sama lain.

Oleh karena itu, saat ada lembaga serupa menghadapi permasalahan menyangkut kepercayaan publik, hal tersebut menyebabkan lembaga lainya mendapatkan paparan risiko reputasi yang sama, yaitu berkurangnya kepercayaan publik.

Yang cukup menyita perhatian publik menjelang akhir tahun 2023 tepatnya bulan Oktober hingga saat ini, yakni kembalinya Agresi Israel ke wilayah Palestina yang menyebabkan korban jiwa lebih dari 19.667 orang. Tragedi ini perlu ada respons cepat dari setiap lembaga filantropi, termasuk lembaga zakat, untuk terlibat dalam memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina.

Seperti penulis sampaikan sebelumnya terkait Zakat Untuk Kemanusiaan pada Republika Online edisi 6 Nopember 2023. Selain itu, isu ini berdampak secara positif kepada lembaga zakat baik secara kepercayaan publik terhadap lembaga juga terhadap peningkatan performa lembaga zakat sehingga semakin optimal dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap Palestina.

Strategi Pengelolaan Zakat 2024

Dengan berbagai tatangan dan isu yang ada, sebaiknya lembaga-lembaga zakat memperkuat kembali strategi zakat di tahun 2024. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merespons isu dan tantangan di atas.

Pertama, lembaga zakat perlu terus menajamkan Value Proposition (VP), sehingga lebih mudah menunjukkan kepada muzaki dan calon muzaki kelebihan dari lembaga dan program yang ditawarkan, membangun hubungan jangka panjang terhadap muzaki existing dan menetapkan target muzaki baru atau memperluas segmentasi baru, yaitu muzaki atau segmentasi tertentu yang menurut data justru mengalami pertumbuhan, dengan terus mengadaptasi cara-cara digital.

Kedua, lembaga zakat bisa mulai menyiapkan atau menguatkan program mitigasi risiko dan program kebencanaan akibat perubahan iklim. Ketiga, menerapkan lean management dan agile dalam pengelolaan lembaga dengan meningkatkan efektifitas dan produktifitas.

Terkait tantangan literasi dan transparansi, lembaga zakat dapat mengatur ulang kembali komunikasi kepada publik bagaimana zakat dikelola. Tentang transparansi dan keamanahan dalam mengelola dana zakat, merupakan kunci untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat.

Lembaga perlu terus melakukan perbaikan internal untuk menghindari terjadinya mismanagement. Lalu, mengomunikasikan terus dampak kebermanfaatan pengelolaan zakat, hingga peningkatan kapasitas dan kompetensi amil dapat dilakukan lembaga untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat.

Isu kamanusiaan bisa menjadi momentum yang baik untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap lembaga zakat, serta peluang bagi lembaga untuk terus bisa membantu dan secara konsisten dalam mengangkat kabar dan perkembangan distribusi bantuan di Palestina. Baik secara jangka pendek maupun distribusi secara jangka panjang, dengan terus berkolaborasi melalui pemerintah, dalam hal ini Kementrian Luar Negeri, BAZNAS, MUI, IHA dan FOZ, untuk memudahkan dan optimal dalam upaya membantu kemanusiaan Palestina.

Penting untuk diperhatikan, tahun 2024 adalah tahun politik dimana masa depan Indonesia ditentukan. Maka, tahun ini menjadi tahun bagi lembaga zakat untuk membuktikan independensinya. Lembaga zakat harus tetap menjaga netralitas dan integritas dalam pengelolaan zakat dan mengedepankan inklusifitas dan juga taat regulasi yang berlaku.

Dengan beragam isu dan tantangan yang sudah berada di depan, lembaga Filantropi Islam khususnya lembaga-lembaga zakat di Indonesia harus terus berkolaborasi bersama untuk mewujudkan pengelolaan zakat yang semakin profesional, transparan, dan akuntabel.

Dengan begitu, target pengumpulan zakat nasional yang dicanangkan sebesar Rp 41 triliun dengan pertumbuhan 30 persen dapat berdampak, khususnya dalam upaya pengentasan kemiskinan bagi 3,2 juta orang, dan yang terpenting keberkahan bangsa dan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement