Sabtu 23 Dec 2023 16:03 WIB

Terungkap Motif Israel Bombardir Pusat Kebudayaan Gaza, Tempat Ceramah Nelson Mandela

Israel berambisi untuk menghapus sejarah dan identitas Palestina

Rep: Umar Mukhtar / Red: Nashih Nashrullah
Aktivitas penelitian manuskrip di Gaza sebelum perang (ilustrasi). Israel berambisi untuk menghapus sejarah dan identitas Palestina
Foto:

Terkait penghancuran perpustakaan Gaza oleh militer Israel, Wali Kota Gaza Yahya Al-Sarraj mengatakan, pesawat militer Israel menargetkan gedung perpustakaan umum dan mengubahnya menjadi puing-puing. 

"Dan pengeboman tersebut menyebabkan pembakaran dan kehancuran ribuan buku, judul, dan dokumen-dokumen yang mendokumentasikan sejarah dan perkembangan kota, selain menghancurkan ruang kursus bahasa perpustakaan dan fasilitas terkait lainnya," tuturnya. 

Terlepas dari hal tersebut, Israel sejak lama berupaya menghapus atau mencuri berbagai jenis arsip tentang Palestina. Hal ini diketahui dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Rona Sella, sutradara dan peneliti Eropa yang anti-Zionis, dan diterbitkan oleh Heart's. 

Dalam artikel itu dia mempertanyakan mengapa banyak foto dan film Palesetina yang tersimpan di arsip dan museum Israel. Sejak pendudukan Palestina pada 1948 hingga invasi Beirut pada 1982, tentara Israel mencuri sekitar 38 ribu film, 2,7 juta foto, 96 ribu rekaman, dan 46 ribu peta dan foto udara dari arsip Palestina, dan menempatkan beberapa di antaranya di arsip Universitas Ibrani. 

Israel juga telah menyita banyak perpustakaan milik para penulis dan penulis Palestina, termasuk perpustakaan pribadi Khalil Sakakini dan perpustakaan keluarga Nashashibi, serta perpustakaan dan dokumen badan-badan publik Palestina, sekolah dan gereja. 

Selain itu, Israel juga menyimpan 30 ribu buku, surat kabar dan majalah yang membahas topik hukum, sastra, syariah, dan sains, dalam rentang waktu antara Mei 1948 hingga akhir Februari 1949. Semua properti Palestina ini disimpan di gudang Perpustakaan Nasional Israel di Yerusalem. 

Israel pun tak segan-segan mencuri seluruh isi Pusat Penelitian Palestina yang didirikan Dr Fayez Sayegh pada Februari 1965 berdasarkan keputusan Komite Eksekutif Organisasi Pembebasan dengan tujuan untuk melaporkan konflik Arab-Zionis dengan ilmu pengetahuan, studi dan informasi yang benar, serta berupaya mengumpulkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah Palestina. 

Baca juga: Sains Buktikan Isyarat Alquran Surat Al-Qiyamah tentang Sidik Jari dan 8 Faktanya 

Pusat Penelitian Palestina itu berisi simpanan arsip yang meliputi arsip, kaset mikrofilm, kamera, alat perekam sejarah lisan tokoh kebudayaan nasional Palestina, dan simpanan perpustakaan Pusat Penelitian, termasuk buku-buku langka dan manuskrip berharga, yang semuanya jatuh ke tangan Israel. 

Sekarang, perang yang terjadi sejak 7 Oktober 2023 adalah sebuah alat yang dinyatakan untuk tujuan menghilangkan sisa-sisa arsip Palestina sebagai cara yang ideal. Untuk membunuh kenangan Palestina yang mencatat identitas orang-orang Palestina dan sejarah perjuangan mereka.

 

 

Sumber: arabicpost 

photo
Israel kembali menggempur Jalur Gaza setelah berakhirnya gencatan senjata pada Jumat (1/12/2023) pagi. - (Tim Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement