Senin 18 Dec 2023 21:17 WIB

Kunjungi Sekolah Indonesia Jeddah, Menkeu: Siswa di Sini Cinta Tanah Air

Sekolah Indonesia Jeddah menerapkan kurikulum merdeka.

Tangkapan Layar - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Virtual APBN KITA Edisi November 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).
Foto: (ANTARA/Agatha Olivia Victoria)
Tangkapan Layar - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Virtual APBN KITA Edisi November 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ) menggunakan kurikulum berbasis nasional agar para siswa di sekolah tersebut mendapat pendidikan yang sama dengan anak-anak Indonesia lainnya.

“SIJ didirikan pada tahun 1964 dengan menerapkan kurikulum berbasis nasional. Jadi, anak-anak Indonesia yang bersekolah di sini bisa mendapatkan pendidikan yang sama seperti anak-anak Indonesia lainnya,” kata Sri Mulyani di sela rangkaian pertemuan dengan Islamic Development Bank (IsDB) di Jeddah, Arab Saudi, seperti dikutip dari keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

Baca Juga

Dalam kesempatan itu, Menkeu juga berkesempatan menyaksikan keaktifan penerapan kurikulum berbasis nasional SIJ melalui lomba debat APBN yang telah beberapa kali diselenggarakan Kemenkeu.

Menurut dia, ini adalah bukti bahwa meski mengenyam pendidikan di luar negeri, kecintaan mereka terhadap tanah air tidak pudar, justru semakin ingin memberikan yang lebih baik.

Menkeu berharap para siswa SIJ bisa tetap tumbuh dengan semangat nasionalisme dan menjadi generasi yang akan terus membawa kebaikan dan kemajuan bagi Indonesia.

Selain mengunjungi Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ), Menkeu juga bertemu dengan Presiden IsDB Muhammed Al-Jasser sebagai salah satu rangkaian agenda kunjungan.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya membahas bagaimana peran Indonesia di dalam IsDB. Dikatakan Menkeu, Indonesia menawarkan beragam usulan serta solusi terkait beragam isu. Pembahasan mendiskusikan tiga jangka waktu: pendek (1-3 tahun ke depan), menengah (3-6 tahun ke depan), serta panjang (lebih dari 6 tahun ke depan).

“Upaya penguatan IsDB ini menjadi begitu mendesak, dikarenakan dinamika tantangan dunia serta masa depan yang penuh ketidakpastian. Bank pembangunan multilateral seperti IsDB memiliki peran kunci untuk mendukung reformasi serta mobilisasi sumber daya untuk menghadapinya,” ujar dia.

Bendahara Negara berharap diskusi tersebut dapat membawa kebaikan, baik bagi Indonesia maupun dunia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement