Di samping itu, Ahlam Abu Barika, yang menghadapi bulan ketiga pengungsian, menggambarkan kebersihan pribadi sebagai perjuangan sehari-hari. “Wanita memakai popok atau kain bedong bayi. Airnya tidak cukup,” kata Abu Barika.
Dia mengurangi makan dan minum untuk memberi bagian lebih banyak kepada kelima anaknya dan membatasi perjalanannya ke toilet. “Berat badan saya turun 15 kilogram,” kata dia.
LSM Action Against Hunger mengatakan banyak pakaian wanita yang terkena noda darah haid. Mereka menggunakan produk menstruasi lebih lama sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Di ruang kelas yang berfungsi sebagai kamar tidur bagi pengungsi Gaza, Umm Saif mengatakan kelima putrinya semuanya menggunakan popok saat haid. Harga popok hampir dua kali lipat semenjak perang. Untuk itu mereka memotong masing-masing popok menjadi dua, namun seorang anak perempuan masih perlu menggunakan potongan kain.
“Dia mulai menangis, tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa,” kata Saif.