Jumat 01 Dec 2023 08:27 WIB

ASR 2023, Imam Besar Istiqlal: Penggiat Syariah Berterima Kasih kepada Republika

Masyarakat juga perlu diyakinkan agar tidak takut dengan kata 'syariah'.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kedua kiri) berfoto bersama pemenang kategori unit usaha syariah saat acara Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Republika kembali menggelar acara Anugerah Syariah Republika untuk ketujuh kalinya sebagai apresiasi terhadap pelaku perekonomian syariah di Indonesia. Anugerah Syariah Republika 2023 terbagi menjadi 28 kategori, meliputi bank syariah, asuransi syariah, lembaga filantropi dan fintech syariah.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar (kedua kiri) berfoto bersama pemenang kategori unit usaha syariah saat acara Anugerah Syariah Republika 2023 di Jakarta, Kamis (30/11/2023). Republika kembali menggelar acara Anugerah Syariah Republika untuk ketujuh kalinya sebagai apresiasi terhadap pelaku perekonomian syariah di Indonesia. Anugerah Syariah Republika 2023 terbagi menjadi 28 kategori, meliputi bank syariah, asuransi syariah, lembaga filantropi dan fintech syariah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar mengapresiasi Republika yang telah memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga syariah yang berprestasi melalui penyelenggaraan Anugerah Syariah Republika (ASR) 2023.

Prof Nasaruddin mengatakan, sudah sepantasnya Republika memberikan penghargaan kepada lembaga-lembaga syariah yang berprestasi, termasuk perbankan syariah. Karena yang paling mengikuti perkembangan syariah selama ini adalah Republika.

Baca Juga

"Saya apresiasi kegiatan malam ini karena Anda telah melakukan sesuatu yang harus dilakukan. Atas nama rakyat, para penggiat syariah berterima kasih kepada Republika yang selalu menjadi partner terhadap fenomena syariah di Indonesia," tuturnya usai menghadiri ASR 2023 yang digelar di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (30/11/2023).

Masyarakat juga perlu diyakinkan agar tidak takut dengan kata 'syariah'. Sebab, ini tidak akan menggeser minoritas dan tidak ada kaitannya dengan mayoritas.

"Ini adalah murni bisnis. Saya ingat dengan pernyataan Paus Benediktus (tokoh Katolik Roma), bahwa krisis moneter di dunia Barat sekarang ini karena kita terlalu banyak mengeksploitasi sesama umat manusia dan sudah saatnya sekarang ini kita adopsi prinsip-prinsip ekonomi syariah yang di situ ada mudharabah dan musyarakah," ujarnya.

Apa yang disebutkan oleh Paus Benediktus itu kemudian ditanggapi dua ekonom Italia melalui artikelnya yang menurut Prof Nasaruddin sangat bagus. Dengan demikian, apa yang bisa menyelamatkan krisis moneter di masa mendatang adalah prinsip-prinsip keadilan yang terkandung di dalam ekonomi syariah.

"Itu yang bisa menyelamatkan secara global perekonomian dunia. Terlepas dari apapun itu, tentu kita perlu uji. Tetapi ini adalah pengakuan dari seorang tokoh Katolik nomor satu, yang menganggap bahwa perbankan syariah adalah prinsip-prinsip universal kemanusiaan," katanya.

Karena itu pula, Prof Nasaruddin menambahkan, jika kemudian ada fenomena syariah misalnya perbankan syariah, asuransi syariah atau merek-merek syariah lainnya, maka janganlah khawatir. Sebab, ini tidak berarti menjadi negara Islam.

Bahkan, perekonomian negara-negara Eropa bangkit karena sistem lembaga syariah. "Fenomena di Inggris dan di negara-negara Eropa itu bangkit bukan karena Islamnya, tetapi karena sistem yang ditawarkan oleh lembaga syariah yang sangat manusiawi dan sangat universal, sangat global, diterima oleh akal sehat manusia," katanya.

Pada kesempatan yang sama, Pemimpin Redaksi Republika, Elba Damhuri juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung dan terlibat dalam industri syariah. Begitu juga dengan pihak-pihak yang mendukung pelaksanaan ASR 2023.

Dia mengucapkan, terima kasih kepada Badan Pengelola Keuangan Haji, Bank Syariah Indonesia, Bank BTN Syariah, Bank Muamalat, Aman Palestin Indonesia, Rumah Zakat Indonesia, Bank BTPN Syariah, Bank Nagari Syariah, Baitull Maal Hidayatullah, Dompet Dhuafa, Baznas Bazis Provinsi DKI Jakarta, BPRS Bank Syariah Patriot, BPRS Botani Bina Rahmah, Bank BJB Syariah, dan BPRS HiK Parahyangan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement