Sabtu 18 Nov 2023 17:00 WIB

25 Orang Thailand Disandera, Nasibnya Tergantung Perundingan Israel dan Hamas

Israel dan Hamas masih berselisih mengenai persyaratan gencatan senjata.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Muhammad Hafil
WN Thailand yang dievakuasi dari Israel tiba di Thailand beberapa waktu lalu.
Foto: EPA-EFE/RUNGROJ YONGRIT
WN Thailand yang dievakuasi dari Israel tiba di Thailand beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID,BANGKOK -- Pembebasan 25 pekerja Thailand yang disandera oleh Hamas di Jalur Gaza bergantung pada pembicaraan yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas untuk gencatan senjata. Hal ini disampaikan juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Kanchana Patarachoke pada Jumat (17/11/2023).

Sebagaimana diberitakan laman Bangkok Post pada Jumat (17/11/2023), Kanchana mengatakan, Israel dan Hamas masih berselisih mengenai persyaratan gencatan senjata dan pembebasan sandera. Hamas bersikeras ingin melakukan gencatan senjata terlebih dahulu. Pihak Israel menuntut pembebasan sandera tanpa syarat dan menyetujui penghentian sementara pertempuran. 

Baca Juga

Kanchana menyampaikan, namun situasinya masih terjadi baku tembak antara Hizbullah dan Israel.

Pada Kamis (16/11/2023), tim perunding Thailand yang kembali dari Iran mengatakan bahwa Hamas akan membebaskan orang-orang Thailand yang disandera jika Israel menerima seruannya untuk melakukan gencatan senjata selama 72 jam.

Kanchana mengatakan jumlah pekerja Thailand yang terbunuh sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober 2023 adalah 39 orang, dan seluruh jenazah mereka telah dikembalikan ke Thailand.

Ada sekitar 20 ribu pekerja Thailand telah memutuskan untuk tinggal di Israel, dan sebagian besar bekerja di pertanian di gurun Arava, yang dianggap aman dari tembakan roket. Hal ini disampaikan Kanchana, dilansir dari laman Bangkok Post.

Sebagaimana diketahui, Israel telah menjajah Palestina selama puluhan tahun. Secara perlahan Israel membunuh dan mengusir warga Palestina.

Hamas yang berbasis di Jalur Gaza tengah memperjuangkan hak-hak bangsa Palestina untuk merdeka. Maka, Hamas memberikan perlawanan terhadap Israel yang sedang menjajah bangsa Palestina. Pertempuran antara pejuang Hamas dan Israel berkecamuk kembali sejak 7 Oktober 2023. 

Sumber:

https://www.bangkokpost.com/thailand/general/2687144/ 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement