Kamis 09 Nov 2023 18:34 WIB

Kiprah Laskar Hizbullah dalam Melawah Penjajah (Bagian 1)

Laskar Hizbullah dibentuk sebagai korps cadangan untuk kesatuan PETA.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
Laskar Hizbullah dengan bendera tauhidnya dalam parade di Markas Besar TKR/BKR di Yogyakarta pada masa perjuangan kemerdekaan
Foto: Foto: 50 tahun Indonesia Merdeka
Laskar Hizbullah dengan bendera tauhidnya dalam parade di Markas Besar TKR/BKR di Yogyakarta pada masa perjuangan kemerdekaan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laskar Hisbullah memiliki peran yang signifikan dalam melawan penjajah, terutama dalam konteks sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Mereka berkontribusi dalam upaya memerdekakan dan melindungi masyarakat dari penindasan. 

Pembentukan Laskar Hizbullah berawal dari makin terdesaknya Jepang oleh Amerika Serikat dan sekutunya dalam perang Asia Pasifik sejak 1943. Untuk memperkuat pasukannya, Jepang pun mendekati para tokoh Islam dan nasionalis Indonesia. 

Baca Juga

Pada awalnya, Jepang mempunyai maksud memberikan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia sehingga kedatangan Jepang disambut baik oleh rakyat Indonesia. Namun, pada 1943 Jepang mulai terdesak dengan kekuatan pasukan Amerika Serikat dalam perang Asia Pasifik.

Karena itu, Jepang memberikan kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk menjadi  personel militer dengan status prajurit bantu Jepang yang disebut Heiho. Dalam buku Sejarah Nasional Indonesia IV, disebutkan jumlah pemuda Indonesia yang masuk Heiho saat itu diperkirakan mencapai 42 ribu personel.

Namun, pasukan yang tergabung dalam Heiho ternyata belum mampu mengimbangi kekeuatan negara-negara Sekutu yang saat itu kekuatan militernya telah masuk wilayah kekuasaan Jepang. Hingga akhirnya, Sekutu pun berhasil mendaratkan pasukannya kembali di Surabaya.

Merespons hal itu, pada 3 Oktober 1943 pemerintah Jepang kemudian membentuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor, Jawa Barat. Rakyat Indonesia pun antusias terhadap pembentukan PETA lantaran didukung oleh tokoh nasionalis dan tokoh umat Islam.

Pada Juli 1943, sekitar 60 kiai berangkat...

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement