REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL — Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki, Mehmet Nuri Ersoy, mengumumkan bahwa pengunjung asing yang datang ke Masjid Hagia Sophia akan dikenakan biaya masuk. Ini diumumkan pemerintah Turki pada Selasa (31/10/2023) sebagai perubahan kebijakan besar setelah bangunan yang menjadi landmark Istanbul dengan sejarah lebih dari 1.500 itu diubah dari museum ke masjid oleh pemerintah Turki.
"Mehmet Nuri Ersoy mengatakan pengunjung asing akan mulai membayar biaya masuk ke Masjid Hagia Sophia mulai 15 Januari 2024. Ia menyatakan kebijakan baru itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan keamanan kunjungan ke Situs Warisan Dunia UNESCO. Warga negara Turki yang mengunjungi landmark tersebut untuk tujuan keagamaan tidak akan terpengaruh oleh perubahan tersebut," seperti dilansir Turkish Minute pada Rabu (1/11/2023).
Ersoy menguraikan langkah-langkah baru itu, dengan mengatakan bahwa langkah-langkah tersebut dirancang untuk meminimalkan kemacetan pengunjung dan meningkatkan kualitas kunjungan dan praktik keagamaan di Hagia Sophia. Titik masuk bagi pengunjung asing akan diubah dan mereka akan dipandu melalui galeri sebelum keluar. Selain itu, aplikasi seluler akan memberikan informasi dalam 16 bahasa untuk membantu pengunjung selama tur mereka di situs bersejarah tersebut.
Keputusan untuk memungut biaya masuk bagi pengunjung asing terjadi di tengah perdebatan yang sedang berlangsung mengenai pelestarian dan pengelolaan Hagia Sophia, yang diubah dari museum menjadi masjid pada Juli 2020. Konversi tersebut menuai kritik internasional dan menimbulkan kekhawatiran mengenai pelestarian kekayaan arsitektur dan seni.
Ersoy menegaskan pendapatan tiket masuk akan digunakan untuk pemeliharaan dan pelestarian Hagia Sophia. Meski begitu tidak jelas bagaimana kebijakan ini akan berdampak pada Muslim non-Turki yang ingin mengunjungi masjid untuk sholat.
Masjid Hagia Sophia berada di distrik Fatih, Provinsi Istanbul, Turki. Bangunan ini memiliki sejarah yang panjang, dari awalnya dibangun sebagai gereja Ortodoks Yunani yang berlangsung dari tahun 360 hingga penaklukan Konstantinopel oleh Kesultanan Utsmaniyah pada tahun 1453, kemudian berfungsi sebagai masjid sampai tahun 1935, lalu berubah menjadi museum hingga tahun 2020. Dan pada tahun 2020 hingga sekarang, bangunan ini kembali menjadi masjid.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
