Senin 30 Oct 2023 19:15 WIB

Netanyahu Tolak Genjatan Senjata dan Sesumbar: Kami akan Jadi Pemenang

Netanyahu menolak Keputusan PBB untuk genjatan senjata di Gaza

Rep: Mabruroh/ Red: Nashih Nashrullah
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak Keputusan PBB untuk genjatan senjata di Gaza
Foto: AP Photo/Abir Sultan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak Keputusan PBB untuk genjatan senjata di Gaza

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM — Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengancam Gaza dengan perang yang lebih panjang dan sulit. 

Dia mengatakan kepada negaranya, bahwa militer telah membuka tahap kedua dengan mengirim pasukan darat ke jalur pantai dan memperluas serangan dari darat, udara dan laut. 

Baca Juga

Memberikan perang terhadap Palestina sebagai perjuangan untuk kelangsungan hidup negaranya, dia memperingatkan bahwa serangan itu akan meningkat menjelang invasi darat yang luas ke wilayah tersebut.

"Ada saat-saat di mana sebuah bangsa menghadapi dua kemungkinan, untuk hidup atau mati," kata Netanyahu dilansir dari Daily Sabah, Senin (30/10/2023).

 

"Kami sekarang menghadapi ujian itu dan saya tidak ragu bagaimana itu akan berakhir. Kami akan menjadi pemenang. Kami akan melakukannya dan kami akan menjadi pemenangnya,” kata dia. 

Pemboman itu, yang digambarkan penduduk Gaza sebagai yang paling intens dalam perang, merobohkan sebagian besar komunikasi 2,3 juta penduduk yang tinggal di wilayah paling terkepung di dunia itu.   

Militer merilis gambar kasar yang menunjukkan konvoi tank bergerak perlahan di daerah terbuka Gaza, banyak yang tampaknya dekat perbatasan, dan mengatakan pesawat tempur membom lusinan terowongan Hamas dan bunker bawah tanah, target utama dalam kampanye Israel.

Eskalasi meningkatkan tekanan domestik pada pemerintah Israel, untuk mengamankan pembebasan puluhan sandera yang ditangkap pada 7 Oktober oleh Hamas.

Baca juga: Perbedaan Mencolok Antara Miskin dan Kaya dalam Jalani Hisab Amal Kelak di Akhirat

Anggota keluarga yang putus asa bertemu dengan Netanyahu pada Sabtu dan menyatakan dukungan untuk pertukaran tahanan Palestina yang ditahan di Israel, pertukaran yang dilakukan oleh pemimpin puncak Hamas di Gaza. 

Netanyahu mengatakan pada konferensi pers yang disiarkan televisi secara nasional, bahwa Israel bertekad untuk membawa kembali semua sandera, dan mempertahankan bahwa operasi darat yang diperluas "akan membantu kami dalam misi ini." Dia bilang dia tidak bisa mengungkapkan semua yang sedang dilakukan karena sensitivitas dan kerahasiaan upaya tersebut.

"Ini adalah tahap kedua dari perang, yang tujuannya jelas, untuk menghancurkan kemampuan militer dan pemerintah Hamas dan membawa pulang para sandera," katanya dalam pertama kalinya menerima pertanyaan dari jurnalis sejak perang dimulai.

 

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement