Rabu 25 Oct 2023 17:42 WIB

Merasakan Sholat Zhuhur Berjamaah di Masjid Agung Hagia Sophia

Masjid Hagia Sophia menjadi tujuan wisata religi jamaah umroh Indonesia.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ani Nursalikah
Suasana shalat di dalam Masjid Agung Hagia Sophia, Turki. Sejak tiga tahun lalu, Masjid Agung Hagia Sophia resmi dibuka kembali untuk ibadah umat Islam. Selama rentang waktu tersebut, bangunan ikonik yang dulunya merupakan gereja selama 916 tahun lebih itu telah menjadi primadona wisatawan dan bahkan mampu menarik 21 juta pengunjung dari berbagai penjuru dunia setiap tahunnya.
Foto:

Hal lain yang tidak bisa terlupakan saat sholat di Ayasofya adalah merdunya suara imam yang menggema di kubah yang pernah menaungi tiga agama, yakni Kristen Ortodoks, Katolik Roma, dan Islam. Kubah berdiameter 31 meter tersebut merupakan puncak dari sistem kubah dan semi-kubah yang kompleks. Kubah aslinya hancur pada 558 Masehi setelah gempa bumi dan diganti pada tahun 563 Masehi.

Bila ditanya, sebagian besar jamaah sholat di Ayasofya adalah muslimin dari kalangan imigran, khususnya yang berdarah Turki. Namun, jangan kaget bila di Ayasofya bertemu dengan jamaah Indonesia karena memang Masjid Agung ini menjadi salah satu tujuan utama wisata jamaah umroh dari Indonesia. 

Perlu diingat juga, Turki berbeda dengan Indonesia yang menganut mazhab Imam Syafi'i. Sebagian besar masyarakat Turki adalah pemeluk mazhab Imam Hanafi.

Salah satu hal yang sangat mencolok saat sholat berjamaah adalah tidak adanya sahutan amin dari makmun setelah imam sholat membaca Surah Al-Fatihah. Republika sempat mengucapkan amin di rakaat pertama, namun karena keheningan makmun lainnya, di rakaat selanjutnya Republika tidak menjalankan sunnah yang biasanya dilakukan di Indonesia.

Sebagai informasi, Ayasofya dibangun oleh Kaisar Justinianus di situs akropolis Kekaisaran Romawi Timur (532-537 Masehi). Awalnya, bangunan tersebut dikenal sebagai Gereja Kebijaksanaan Suci, Ayasofya adalah bukti luar biasa atas kecerdikan para arsitek Romawi Timur.

Babak baru dimulai ketika Sultan Ottoman Mehmed II mengubahnya menjadi masjid dan melukis mosaik emas dan lukisan dinding dengan motif dan pola Islami. Beberapa di antaranya telah ditemukan kembali dan bertahan selama berabad-abad di bawah lapisan plester.  

Tulisan kaligrafi...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement