Jumat 29 Sep 2023 12:22 WIB

Massa Hindu di India Gantung Pria Muslim Gara-Gara Pisang

Mohammad Ishaq dipulangkan dengan tubuh penuh luka dan jari-jari patah.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Warung makan dirusak dan sebagian dibakar saat bentrokan antara umat Hindu dan Muslim di Sohna dekat Nuh di negara bagian Haryana, India, Selasa, 1 Agustus 2023.
Foto:

Dia bilang Ishaq akan membantu semua orang di lingkungannya membawa barang bawaan mereka. “Dia adalah anak yang baik. Dia tidak pernah bilang tidak. Kami akan membayarnya 20 atau 50 rupee untuk pekerjaan itu,” katanya.

Wajid menginginkan keadilan atas pembunuhan putra satu-satunya. "Sejauh ini kami puas dengan tindakan polisi tetapi kami ingin orang-orang yang membunuh putra saya menerima nasib yang sama," katanya.

Serangan dan hukuman mati tanpa pengadilan, terutama terhadap Muslim, meningkat di India sejak Partai Bharatiya Janata (BJP) sayap kanan Perdana Menteri Narendra Modi berkuasa pada 2014. Pemerintah menyangkal tuduhan itu.

Puluhan Muslim telah digantung atau diserang oleh massa Hindu sayap kanan atas kecurigaan membunuh sapi. Penyembelihan sapi dilarang di sebagian besar negara bagian India karena beberapa orang Hindu menganggap sapi sebagai hewan suci.

Sharjeel Usmani seorang aktivis mahasiswa Muslim yang berbasis di New Delhi mengatakan hukuman mati tanpa pengadilan Ishaq mengungkapkan realitas gelap tentang perubahan dalam cara masyarakat Hindu mempraktikkan agama mereka. "Main hakim sendiri pada seorang Muslim telah menjadi sebuah ritual dan itu adalah sesuatu yang harus dipikirkan oleh para pemimpin Hindu," katanya.

Bano, yang menggunakan satu nama dan tinggal di seberang rumah Wajid mengatakan sejauh ini tidak ada politikus yang mengunjungi keluarga tersebut. “Mereka adalah orang miskin. Mereka harus dibantu tetapi kami tahu tidak ada yang akan datang karena kami Muslim,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement