“Semua yang diperbolehkan karena kedaruratan harus diukur sesuai dengan keperluannya. Artinya, tetap harus dicarikan cara yang lebih bagus, dan itu berarti cara yang sehat dengan tindakan medis yang sehat,” kata Kiai Wawan.
Sebelumnya, seorang veteran Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) berusia 58 tahun, Lawrence Faucette, yang mengalami gagal jantung stadium akhir. Dia pun terpaksa harus menjalani transplantasi jantung babi ke dalam tubuhnya.
Komplikasi kesehatan membuatnya tak memenuhi syarat untuk menjalani proses transplantasi jantung tradisional. Namun, tim dokter University of Maryland Medicine mempunyai opsi lain untuk ditawarkan kepada Faucette, yakni jantung babi.
Tahun lalu, tim dokter dari University of Maryland Medicine juga pernah melakukan transplantasi jantung babi pertama di dunia kepada seorang pria bernama David Bennett. Kala itu hidup Bennett juga sudah berada di ambang kematian.
Proses transplantasi jantung babi yang telah dimodifikasi secara genetik kepada Bennett berhasil. Namun, dia meninggal karena alasan yang tak sepenuhnya dipahami dua bulan kemudian.
Lawrence Faucette mengetahui kasus Bennett. Kendati demikian, dia tetap bersedia mencoba proses transplantasi jantung babi dengan segala risikonya.