REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL – Turki mengutuk keras serangan tercela terhadap kitab suci umat Islam di luar kedutaan beberapa negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam, termasuk Kedutaan Besar Turki, di Belanda.
Kementerian Luar Negeri Turki mengatakan pada Sabtu (23/9/2023), bahwa negara itu mengutuk penyebaran serangan provokatif yang diperbolehkan dilakukan di negara-negara Eropa dengan kedok kebebasan berekspresi.
“Negara-negara di mana serangan tersebut terjadi, sekarang harus mengambil tindakan efektif terhadap provokasi ini, yang diakui oleh PBB sebagai tindakan kebencian agama dan pelanggaran hukum internasional,” ujar Kementerian Luar Negeri Turki dikutip dari Anadolu Agency.
Turki meminta pihak berwenang Belanda untuk mengambil tindakan yang diperlukan terhadap para pelaku dan mengambil tindakan untuk mencegah terulangnya serangan serupa. Kepala penasihat Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengutuk tindakan terhadap Alquran di media sosial X.
“Melawan tindakan provokatif yang menjijikkan ini, negara-negara ini dan para penguasanya sekarang harus mengambil tindakan yang diperlukan!” kata Akif Cagatay Kilic.
Selain itu, Ketua Parlemen Turki, Numan Kurtulmus, juga mengutuk kejadian itu dengan menilai sebagai tindakan tercela dari seorang fasis Islamofobia.
Baca juga: Temuan Peneliti Amerika Serikat dan NASA Ini Buktikan Kebenaran Alquran tentang Kaum Ad
“Kami memahami sekali lagi bahwa prinsip-prinsip yang dikatakan dapat menyatukan Eropa, seperti demokrasi, kesetaraan, supremasi hukum, penghormatan terhadap keyakinan dan budaya, sebenarnya diabaikan ketika menyangkut Islam dan Muslim, dan bahwa negara-negara Barat tetap diam. biasa dalam menghadapi tindakan provokatif seperti itu. Situasi ini memalukan dan mengkhawatirkan masa depan Eropa,” kata di X.
Pemimpin PEGIDA Edwin Wagensveld merobek Alquran di depan kedutaan beberapa negara Muslim, termasuk kedutaan Turki. Tokoh dan kelompok Islamofobia di Eropa Utara dalam beberapa bulan terakhir telah berulang kali melakukan pembakaran Alquran dan upaya serupa untuk menodai kitab suci umat Islam, sehingga memicu kemarahan negara-negara Muslim dan dunia.
Sumber: anadolu