Jumat 15 Sep 2023 12:51 WIB

IKALI dan YOM Kirim Pelajar Penerima Beasiswa Kuliah ke Libya

Para calon mahasiswa baru ini sebelumnya telah mengikuti ujian seleksi.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Muhammad Hafil
Sebanyak 20 calon mahasiswa baru dilepas keberangkatannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, untuk kuliah di Libya.
Foto: Dok Republika
Sebanyak 20 calon mahasiswa baru dilepas keberangkatannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, untuk kuliah di Libya.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Sebanyak 20 calon mahasiswa baru dilepas keberangkatannya di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, untuk kuliah di Libya. Seluruh calon mahasiswa ini merupakan pemberangkatan gelombang pertama dari total 67 calon mahasiswa.

Ketua Ikatan Keluarga Alumni Libya Indonesia (IKALI) Ustadz Imron Baehaqi mengatakan, para calon mahasiswa baru ini sebelumnya telah mengikuti ujian seleksi dan dinyatakan lulus sejak bulan Januari lalu. Setelah mengikuti tahap seleksi dan dinyatakan lulus, akhirnya calon mahasiswa baru penerima beasiswa Universitas Asmariyah Zletin Libya itu diberangkatkan pada Rabu 13 September 2023.

Baca Juga

"Alhamdulillah sejak dibuka pendaftaran, minat dan animonya cukup besar, tercatat 142 peminat dari seluruh Indonesia yang mengirimkan berkas dan memenuhi persyaratan mengikuti seleksi," kata Ustadz Imron kepada Republika.co.id, Kamis (14/9/2023).

Imron menuturkan, program beasiswa pendidikan ini merupakan kerjasama antara IKALI, Yayasan Omar Mokhtar (YOM) dan Universitas Asmaryia Zliten, Libya. Pendaftar berasal dari sejumlah wilayah di Indonesia. Mereka berasal dari berbagai latar belakang, termasuk dari sejumlah ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, Persis, Ikadi dan lainnya.

"Dari 142 pendaftar itu kita seleksi dan yang lulus sebanyak 67 orang, mereka yang lulus ini telah memiliki kemampuan bahasa arab, wawasan keislaman dan kebangsaan, dan hafalan Alquran," katanya.

Terkait hafalan Alquran, kata Ustadz Imron, meski ditargetkan dua juz, namun peserta banyak yang hafal lebih dari itu. Meski demikian, untuk bisa kuliah di Libya tentu yang utama adalah kemampuan bahasa arab, karena itu modal utama sebagai bekal pembelajaran.

"Tak hanya mendapatkan beasiswa, nantinya mahasiswa baru di Libya akan mendapatkan fasilitas tempat tinggal, makan dan minum sehari tiga kali, buku-buku pelajaran, bahkan ada kabar akan mendapatkan uang saku," kata Ustaz Imron.

Pihaknya berharap, para calon mahasiswa baru ini bisa belajar secara sungguh-sungguh dan mengharumkan nama bangsa. Diharapkan program pendidikan ini menjadi bagian dari kaderisasi ulama dan pemimpin masa depan.

Selain itu, orang-orang mukmin yang berilmu dijamin akan diangkat derajatnya, selama mereka mengamalkannya dan mengajarkan kepada masyarakat saat kembali ke daerahnya masing-masing.

Para pelajar ini akan tiba di Bandara Metiga Tripoli pada hari Kamis 14 September waktu setempat. Pemberangkatan ini sudah dikoordinasikan juga dengan Kuasa Usaha Ad-Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KUAI KBRI) di Tripoli, dan Pengurus Kesatuan Keluarga Mahasiswa Indonesia (KKMI) di Libya.

"Insya Allah, pihak kedutaan dan KKMI di sana akan menerima dan menjemput kedataangan 20 orang calon mahasiswa baru di bandara," ujarnya.

Dalam acara pelepasan keberangkatan itu, hadir pula Pembina IKALI KH Muhyiddin Junaidi, Ketua Yayasan Oemar Mukhtar (YOM) Libya Indonesia Ustaz Abdul Jabbar Lc MSi dan Sekjen IKALI Ustaz Ahmad Fihri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement