Selasa 29 Aug 2023 05:51 WIB

Kabupaten Bogor Kekeringan, Santri Salurkan Air Bersih untuk Warga

Santri Cendikia BAZNAS berbagi air untuk warga sekitar

Berbagi Air Santri SCB Baznas
Foto: Pesantren SCB Baznas
Berbagi Air Santri SCB Baznas

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Status kekeringan di Kabupaten Bogor sudah masuk status tanggap darurat. Sebanyak 22 dari 40 kecamatan telah terdampak kekeringan dan kekurangan air bersih. 

Merespon akan hal itu, Santri Cendekia BAZNAS melakukan giat berbagi air untuk warga sekitar. Tidak kurang dari 40 kepala keluarga (KK) mendapatkan 3-5 galon/ember (kurang lebih 90 liter) di Kecamatan Cibungbulang tersebut. 

Baca Juga

Kepala Program Cendekia BAZNAS, Ahmad Kamaluddin menjelaskan, kegiatan berbagi air menjadi salah satu bentuk kebermanfaatan yang dihadirkan sekolah untuk warga.“Kita ingin sama-sama tumbuh menumbuhkan, kuat menguatkan. Dalam kekeringan yang melanda kali ini, kita menyalurkan air bersih sebagai tambahan untuk warga”, Jelas Ahmad lewat keterangan tertulis kepada Republika, Senin (28/8/2023).

Ahmad juga menambahkan bahwa sumber air di sekolah tersebut berasal dari WTP (Water Treatment Plant) yang mengolah air sungai Cianten menjadi air bersih.“Melalui WTP, kita dapat menghasilkan 50-80 ribu liter air bersih per hari. Meskipun terbatas jika digunakan untuk seluruh santri dan didistribusikan untuk warga, namun sekolah berkomitmen untuk terus hemat air bersama agar dapat berdaya.” tambah Ahmad.

Herman, warga kecamatan Cibungbulang mengucapkan syukur dan terimakasih atas penyaluran air bersih yang dilakukan santri. “Alhamdulillah, tadi mereka ramai sekali membawa masing-masing ember dan galon untuk diberikan kepada warga, meskipun tidak banyak namun ini tetap bermanfaat untuk kami yang tengah merasakan kekeringan.” Ucap Herman. 

Salah satu santri Cendekia BAZNAS, Arqam yang berasal dari NTT menambahkan bahwa kegiatannya berbagi air sangat mengesankan, bersama santri lain membawa galon untuk disalurkan ke warga menjadi hal bermakna baginya. 

“Ketika musim kemarau biasanya kami merasakan hal yang sama, sulit mencari sumber air, harus menuggu dari pemerintah atau bahkan mencari sendiri dengan jarak yang jauh. Kali ini di sekolah berbeda, saya sendiri yang membagikannya ke warga, melihat mereka bahagia.” Kata Arqam.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement