Ahad 13 Aug 2023 19:37 WIB

Salimah Tulungagung Ajak Lansia Mengenal Demensia

Demensia atau pikun adalah kondisi klinis yang ditandai oleh kemerosotan daya ingat.

Sekolah Lansia Salimah (Salsa) yang diadakan PD Salimah Kab. Tulungagung pada Ahad (13/8/2023) di sekretariat Salimah, Klinik Cordova Tulungagung.
Foto: istimewa
Sekolah Lansia Salimah (Salsa) yang diadakan PD Salimah Kab. Tulungagung pada Ahad (13/8/2023) di sekretariat Salimah, Klinik Cordova Tulungagung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Demensia atau pikun adalah kondisi klinis yang ditandai oleh kemerosotan daya ingat, intelektualitas, dan emosional. Kondisi ini mengakibatkan ketidakmampuan melakukan kegiatan sosial dan pekerjaan sehari-hari secara normal. Demikian disampaikan dr Joko Rudyono, Sp. N dalam Sekolah Lansia Salimah (Salsa) yang diadakan PD Salimah Kab. Tulungagung pada Ahad (13/8/2023) di sekretariat Salimah, Klinik Cordova Tulungagung.

Dr Joko menuturkan, pikun ditandai dengan perubahan perilaku seperti curiga tak beralasan, tak ada semangat hidup, sulit tidur, dan cemas berlebihan. Gejala yang lain adalah adanya perubahan emosi dan hubungan sosial, dan kemunduran fungsi intelektual. 

Baca Juga

“Kemunduran fungsi intelektual ditandai dengan lupa nama orang, lupa wajah atau suara orang, lupa meletakkan kunci atau kacamata, sering kesasar, gangguan berbahasa dengan sering lupa kata apa yang hendak diucapkan, dan tidak dapat berhitung. Mereka juga lupa akan perjanjian, gangguan aktivitas sehari-hari, penurunan tingkat intelegensia dari sebelumnya, dan tidak memedulikan norma sosial,” terang dokter spesialis syaraf yang berpraktik di RSUD Dr Iskak Tulungagung ini.

Menurut ayah satu putri ini, pikun bisa disebabkan karena stress atau depresi, merokok, kurangnya aktivitasnya santai, obesitas, makan makanan tidak sehat, hipertensi, penyakit jantung, diabetes, konsumsi alkohol, dan stroke. 

“Selain itu, ada faktor pendukung lain seperti pendidikan, genetik, dukungan keluarga, dan penyakit lain seperti infeksi otak yang disebabkan oleh virus, toksoplasma, TBC dan tumor otak, serta sebab lainnya,” katanya. 

Untuk mencegah pikun, dr Joko menyarankan untuk mengobati penyakit hipertensi maupun diabetes mellitus, mengendalikan hiperlipidemia, menghentikan rokok dan konsumsi alkohol, diet yang sesuai, bergaya hidup sehat dengan olahraga, mengonsumsi makanan rendah garam dan mengurangi stress. Untuk penderita dengan risiko tinggi, dr Joko menyarankan untuk memberikan obat anti agregasi trombosit. 

Sebelum memulai kelas Salsa pagi ini, para lansia mengikuti Senam Ayu Salimah di halaman Klinik Cordova.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement