REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama, Kamaruddin Amin mengungkapkan, penyediaan perpustakaan masjid perlu terus diupayakan. Hal itu ia sampaikan saat membuka kegiatan Penguatan Layanan Literasi Keagamaan di Bandung, Jumat (4/8/2023).
"Kita perlu terus mengupayakan agar masjid-masjid di Indonesia memiliki perpustakaan. Kita perlu mendata, sudah berapa persen masjid kita yang memiliki perpustakaan, dan sudah dikunjungi berapa orang," ungkapnya.
Ia mengatakan, masjid perlu menjadi sumber ilmu pengetahuan. Karenanya, diperlukan identifikasi terkait buku-buku yang sudah tersedia di perpustakaan masjid.
"Perlu kita identifikasi buku-buku apa saja yang sudah ada di perpustakaan kita, dan buku-buku apa saja yang harus ada," paparnya.
Terkait itu, ia meminta para peserta yang terdiri dari perwakilan Kantor Wilayah Kementerian Agama seluruh Indonesia untuk membangun kerja sama dengan Perpustakaan Daerah (Perpusda).
"Semua Kanwil harus membuat MoU dengan Perpusda, untuk menjadikan masjid sebagai sumber ilmu pengetahuan. Saya yakin mereka pasti senang jika bersinergi dengan kita, karena mereka juga terfasilitasi oleh kita," ucapnya.
Masjid, imbuh Kamaruddin, merupakan ruang pertemuan publik yang intensif. Karenanya, hal tersebut mesti dimanfaatkan dengan maksimal, salah satunya melalui penguatan layanan literasi keagamaan.