REPUBLIKA.CO.ID, GURUGAM – Pelaksanaan sholat Jumat di Gurugram, Haryana, India, Jumat (4/8/2023) kemarin sebagian besar dilakukan di dalam rumah atau tempat kerja mereka.
Masjid maupun ruang publik untuk sementara tak bisa diakses, mengingat meningkatnya ketegangan di kota yang diguncang oleh kekerasan komunal awal pekan ini.
Setidaknya ada enam ruang publik yang diizinkan untuk pelaksanaan sholat berjamaah di Gurugram. Namun, hal ini harus dilewatkan, setelah dewan Muslim kota sebelumnya mengimbau agar ibadah Jumat dilakukan di balik pintu yang tertutup.
Juru bicara Dewan Muslim Gurgaon, Altaf Ahmad, menyebut di enam masjid dan eidgah di kota itu, hanya sedikit umat Muslim yang datang untuk sholat.
“Tidak ada yang menawarkan sholat di tempat terbuka yang telah ditentukan. Para imam sudah mengimbau masyarakat agar tidak pergi ke masjid untuk sholat Jumat, karena polisi berjaga menangkap keonaran," ujar dia dikutip di Hindustan Times, Sabtu (5/8/2023).
Polisi dan pasukan paramiliter disebut tengah mengawasi lebih dari 50 titik di seluruh Gurugram. Hal ini dilakukan untuk mencegah gejolak baru, di kota yang sudah dihanguskan kekerasan dan ketidakpercayaan.
Bentrokan komunal dilaporkan meletus pada Senin (31/7/2023) lalu, di distrik Nuh Haryana. Lokasi ini berjarak sekitar 50 km dari Gurugram.
Baca juga: Alquran Bukan Kalam Allah SWT Menurut Panji Gumilang, Ini Bantahan Tegas Prof Quraish
Kerusuhan ini terjadi setelah sejumlah massa menyerang prosesi keagamaan Hindu, yang diselenggarakan oleh Vishva Hindu Parishad (VHP) dan Bajrang Dal.
Kekerasan berikutnya antara kedua komunitas itu melanda distrik dan kota tetangga di hari berikutnya. Massa yang ada membakar sebuah masjid di Sektor 57 Gurugram, bahkan membunuh ulamanya.
Kemudian di hari yang sama, sejumlah massa membakar dan merusak puluhan tempat usaha. Setidaknya enam orang dilaporkan meninggal dunia dalam kekerasan itu.