Kamis 03 Aug 2023 14:11 WIB

Muslim Swedia dan Kekhawatiran Islamofobia

Insiden pembakaran Alquran membuat komunitas Muslim semakin merasa tidak aman.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Polisi turun tangan di tempat kejadian di mana seorang pria membakar Alquran di luar masjid di Stockholm, Swedia, 28 Juni 2023.
Foto:

Kondisi ini disebut akan berdampak pada meningkatnya jumlah umat Islam di Eropa hingga 11,2 persen atau sekitar 59 juta jiwa pada 2050. Terakhir adalah Skenario Tinggi, yaitu masuknya kaum imigran yang mayoritas muslim ke Eropa terus mengalami peningkatan pada 2014-2016. Kedatangan mereka bahkan tidak terbendung tanpa batas waktu.

Karena itu, jumlah umat Islam pun semakin naik secara drastis, hingga mencapai 14 persen atau 75 juta jiwa di Eropa pada 2050. Jumlah tersebut hampir tiga kali lipat dari angka yang ada saat ini.

Terkait aksi pembakaran yang terjadi berulang di Swedia, hal ini tampaknya juga mempengaruhi kehidupan Muslim setempat. Dalam wawancara di akun Youtube TRT World, seorang warga bernama Haki Korkmaz asal Turki menyebut hidupnya semakin tidak nyaman.

"Tidak diragukan lagi, kami merasa tidak nyaman. Secara umum, mayoritas masyarakat Turki merasa tidak nyaman dan terganggu di sini," ucap dia.

Jika melihat kembali apa yang telah terjadi selama 10 tahun terakhir, pria yang telah tinggal di Swedia selama 45 tahun ini menyebut rasa tidak nyaman itu kini telah mencapai puncaknya. Di sisi lain, kohesi sosial disebut memburuk karena krisis biaya hidup Eropa juga semakin memburuk.

Adanya insiden pembakaran Alquran disebut semakin membuat komunitas Muslim, utamanya imigran, semakin merasa tidak aman di negara tersebut. Dengan diberlakukannya undang-undang dan praktik anti-demokrasi terhadap orang asing, membuat mereka merasa suatu hari mereka akan diusir secara tiba-tiba.

Perihal Islamofobia...

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement