Kamis 06 Jul 2023 18:17 WIB

Perwakilan Palestina di PBB Minta Dunia Hentikan Kekerasan Israel

Penyerbuan Israel menewaskan paling sedikit 12 orang warga Palestina.

Sebuah mobil yang terbakar di halaman setelah serangan tentara Israel di kota Jenin, Tepi Barat, (5/7/2023).
Foto: EPA-EFE/ALAA BADARNEH
Sebuah mobil yang terbakar di halaman setelah serangan tentara Israel di kota Jenin, Tepi Barat, (5/7/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Utusan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (5/7/2023) meminta masyarakat internasional tidak berlaku seperti biasa setelah penyerbuan oleh Israel baru-baru ini di Kota Jenin, wilayah pendudukan di Tepi Barat dan kamp pengungsi di dalamnya.

Penyerbuan itu menewaskan paling sedikit 12 orang warga Palestina, termasuk lima orang anak dan melukai lebih dari 140 warga Palestina lainnya. "Ini adalah situasi yang mengerikan. Itu adalah situasi biadab oleh pasukan pendudukan Israel," kata Riyad Mansour kepada wartawan di kantor pusat PBB di New York.

Baca Juga

"Mereka menggunakan sejumlah besar pasukan dan infantri serta satuan mekanis untuk menyerang kamp pengungsi yang kecil ini," katanya.

Mansour meminta Dewan Keamanan PBB memberi isyarat kepada rakyat Palestina bahwa masyarakat internasional tidak meninggalkan mereka. "Apa yang kami inginkan adalah masyarakat internasional, Dewan Keamanan melakukan sesuatu, tidak biasa-biasa saja. Mereka harus melakukan sesuatu yang di luar kebiasaan," kata Mansour.

Militer Israel menarik pasukan dari Jenin pada Rabu (5/7/2023) pagi, mengakhiri operasi militer terbesarnya di kota tersebut selama lebih dari 20 tahun. Sebanyak 12 warga Palestina tewas, termasuk lima anak-anak, dan lebih dari 140 lainnya mengalami luka akibat serangan itu.

Serangan Israel, yang dimulai pada Senin (3/7/2023), meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran di seluruh kota Tepi Barat dengan puluhan rumah, kendaraan, toko, dan jalur utilitas hancur. Juru bicara PBB Farhan Haq mengatakan skala kekerasan serangan itu terkait dengan dampaknya terhadap penduduk sipil mengkhawatirkan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement