Sabtu 01 Jul 2023 12:41 WIB

Terulang Lagi, Pria Muslim Dikeroyok dan Digantung Gara-Gara Daging Sapi di India

Lebih dari 100 serangan terkait daging sapi terjadi, mayoritas korban Muslim.

Rep: Muhyiddin/ Red: Ani Nursalikah
 Seekor sapi di tengah keramaian lalu lintas Kota Bengaluru, India. (Reuters/Abhishek N. Chinnappa)

Untuk melecehkan dan memburu Muslim

Sebuah pusat berbasis di New Delhi yang telah menyusun data tentang kekejaman terhadap minoritas sejak 2014 memiliki kategori kekerasan terkait sapi. Database Documentation Of The Oppressed (DOTO), yang diperbarui hingga Agustus 2022, menemukan 206 kasus yang melibatkan lebih dari 850 orang, termasuk Dalit, Kristen, dan pegawai negeri. Namun, mayoritas korban adalah Muslim.

“Angka-angka yang ditampilkan di sini, paling-paling, mewakili skala masalah,” kata situs web itu. 

“Basis data adalah penghitungan yang adil dari semua insiden kejahatan rasial yang dilaporkan terhadap minoritas agama di India, tetapi itu sama sekali bukan penghitungan lengkap dari semua kejahatan rasial yang terjadi di negara ini.”

Pada 2019, Human Rights Watch, sebuah kelompok hak asasi yang berbasis di New York, menemukan antara Mei 2015 dan Desember 2018, lebih dari 100 serangan terkait daging sapi terjadi di India. Sebanyak 280 orang terluka dan 44 meninggal, mayoritas besar dari mereka adalah Muslim.

Pada 2017, sebuah situs web data, IndiaSpend juga merilis laporan yang menganalisis hukuman mati tanpa pengadilan terkait sapi sejak 2010. Ditemukan bahwa 86 persen orang yang terbunuh dalam kasus semacam itu adalah Muslim, sementara 97 persen serangan terjadi setelah Modi berkuasa. Situs web tersebut telah menghapus pelacaknya.

Tingkat hukuman dalam kasus seperti itu juga tetap rendah, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2020 oleh Pusat Studi Masyarakat dan Sekularisme. “Korban dan keluarganya diintimidasi untuk tidak menempuh jalur hukum,” kata laporan itu.

“Kecenderungan yang mengganggu adalah bahwa para korban sendiri dituntut berdasarkan berbagai bagian undang-undang untuk mengkriminalisasi mereka dan bertindak sebagai pembenaran atas kekerasan tersebut. Dengan demikian, terjadi viktimisasi ganda terhadap korban dan pertarungan hukum yang berkepanjangan yang tidak seimbang terhadap mereka. Keadilan yang tertunda atau dalam banyak kasus ditolak ini memberanikan para warga untuk melakukan serangan tanpa henti tanpa rasa takut akan hukum atau penuntutan, menempatkan para korban dalam posisi yang rentan.”

Bahkan ketika para penjaga sapi ditangkap...

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement