Rabu 14 Jun 2023 13:56 WIB

Pilah-pilih, Jangan Sampai Makanan Haram Halangi Doa dan Ibadah Kita

Makanan haram bisa menghalangi seorang Muslim itu masuk ke surga.

Rep: Mabruroh/ Red: Ani Nursalikah
Founder Halal Corner, Aisha Maharani saat live di instagram pribadinya membahas restoran Mamma Rossy, Selasa (13/6/2023).
Foto: dok. Republika
Founder Halal Corner, Aisha Maharani saat live di instagram pribadinya membahas restoran Mamma Rossy, Selasa (13/6/2023).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pendiri Halal Corner Aisha Maharani mengingatkan agar umat Islam berhati-hati dalam memilah dan memilih tempat makan. Jangan sampai Muslim memakan makanan yang haram, baik itu jenis makanannya yang memang dilarang dalam syariat seperti babi atau khamar maupun haram karena cara mendapatkannya dan pengolahannya.

Menurut Aisha, apabila seorang Muslim sampai memakan makanan haram, lalu makanannya itu mengalir dalam darahnya, bahkan sampai tumbuh menjadi daging, makanan itu akan menyebabkan doa-doanya terhalang dan ibadah seorang Muslim tidak diterima.

Baca Juga

“Jadi, ini pengingat untuk kita semua supaya menjaga yang halal, kalau sudah kejeblos yang haram kan nyesel karena itu akan menghalangi terkabulnya doa, menghalangi diterima sholat, itu dampak langsung. Jadi, hati-hati, ibadah-ibadah kita yang kita kerjain jungkir balik, eh tidak diterima karena ada yang haram, satu suapan yang haram itu 40 hari ibadah kita tidak diterima sama Allah,” ujar Aisha saat live di akun Instagram-nya, Selasa (13/6/2023).

Aisha menambahkan, jika makanan tersebut sampai menjadi daging, akan menghalangi seorang Muslim itu masuk ke surga. Sehingga seorang Muslim tersebut harus dicuci terlebih dahulu di dalam api neraka.

“Karena di tubuh manusia yang tumbuh daging yang haram dari makanan haram itu haknya neraka. Itu ada hadisnya. Jadi, saudara-saudaraku hati-hati ya, dijaga makanan dan minumannya,” kata  Aisha.

Anggota Fatwa MUI Prof Ahmad Sutarmadi dalam situs resmi LPPOM MUI menyebut kalau pangan yang dikonsumsi halal, insya Allah pasti selamat. Karena otak-pikiran dan energi gerak yang dihasilkan akan selalu mengarah pada hal-hal yang halal juga, sebagai amal kebajikan. Tapi, kalau makanan itu haram niscaya akan membawa pada keburukan sehingga jadi celaka.

Sebagaimana disebutkan dalam hadis, “Setiap tubuh yang tumbuh dari (makanan) yang haram, maka api neraka lebih utama baginya (lebih layak membakarnya)” (HR. At-Thabrani).

Dalam hadis yang lain berupa wasiat Rasulullah SAW kepada sahabatnya, Ka’ab bin ‘Ujroh, dengan makna: “Wahai Ka’ab bin ‘Ujroh, sesungguhnya tidak tumbuh daging yang berasal dari makanan yang haram, kecuali neraka lebih berhak untuknya” (HR At-Turmudzi).

Maka sebagai orang beriman, kita harus berusaha mencari rezeki dan mengkonsumsi makanan yang halal. Dalam satu hadis Nabi Muhammad SAW juga disebutkan, mencari rezeki yang halal itu wajib hukumnya, di antara kewajiban agama yang lainnya.

Tholabul halaali fariidhotun ba’dal fariidhoh. (Mencari rezeki yang halal itu merupakan kewajiban setelah ibadah fardhu)” (HR Ath-Thabrani dan Al-Bayhaqi).

Mencari yang halal merupakan kewajiban atas setiap Muslim, sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Qudamah dalam kitabnya Mukhtashar Minhajul Qashidin. 

“Ketahuilah bahwa mencari yang halal adalah fardhu atas tiap muslim.” Karena demikianlah perintah Allah dalam ayat-ayat-Nya dan perintah Rasul SAW dalam hadis-hadisnya. “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu” (QS al-Baqarah: 168).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement