Rabu 14 Jun 2023 05:45 WIB

Dua Kalimat Ringan dan Sederhana yang Bisa Antarkan Muslim Masuk Surga 

Terdapat banyak amalan sederhana yang bisa antarkan ke surga

Rep: Zahrotul Oktaviani / Red: Nashih Nashrullah
Ilustrasi Surga. Terdapat banyak amalan sederhana yang bisa antarkan ke surga
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA— Ada banyak amalan ringan yang tanpa disadari bisa membantu umat untuk masuk ke surga. Salah satunya mengucapkan istighfar. 

Istighfar ini disebut memiliki banyak keistimewaan dan keutamaan. "Jika umat ini membaca istighfar di pagi hari lalu ia meninggal sebelum masuk sore hari atau Ashar, ia dipastikan menjadi penghuni surga. Begitu pula jika kalimat ini dibaca setelah Ashar, lalu ia meninggal sebelum masuk waktu Subuh. Orang ini dipastikan juga menjadi penghuni surga," ujar Ustadz Azhar Khalid bin Seff dikutip dari dokumentasi Harian Republika.co.id, Selaa (13/6/2023). 

Baca Juga

Selain kalimat istighfar, ada satu kalimat lagi yang kekuatannya setara dan mampu membantu umat masuk surga. 

Kalimat itu adalah tauhid. Kalimat sederhana, لَا إِلَهَ إِلاَّ الله Laa Ilaaha illallah. Kalimat ini sering dianggap sebagai sebuah pengantar yang sangat ringan, tapi di dalamnya memiliki banyak keistimewaan dan keagungan. Rasulullah SAW bersabda: 

   أفضل الذكر لَا إِلَهَ إِلاَّ الله "Tingkatan zikir yang paling atas adalah Laa Ilaaha illallah."

Allah SWT memerintahkan kepada seluruh nabi beserta para pengikutnya untuk berdakwah dengan kalimat ini. Belum pernah ada kalimat yang diturunkan lebih agung dari kalimat Laa Ilaaha illallah ini. 

Dalam kisah yang diceritakan Nabi Muhammad SAW tentang Nabi Musa AS, kala itu Allah SWT menenggelamkan Firaun dan menyelamatkan Nabi Musa.

Nabi Musa pun memohon kepada Allah SWT, "Ya Rabb, anugerahkanlah aku suatu amalan agar aku dapat bersyukur atas nikmat yang telah engkau anugerahkan ini."

Baca juga: Masuk Islam, Zilla Fatu Putra Umaga Pegulat WWE Ini Beberkan Alasannya yang Mengejutkan

 

Allah SWT pun menjawab, "Wahai Musa, katakanlah Laa Ilaaha illallah." Mendengar hal tersebut, Nabi Musa menjawab bahwa kalimat ini telah diserukan seluruh umat. Ia menginginkan sesuatu yang berbeda agar ia bisa terus mengingat-Nya dan bersyukur.

Allah SWT kembali menjawab, "Wahai Musa, sesungguhnya apa bila ditaruh tujuh lapis langit beserta isinya, matahari, bulan, bintang-bintang, surga-surga, Arsy, Kursiy, malaikat-malaikat, tujuh lapis bumi beserta apa yang yang ada di permukaannya, gunung-gunung, lautan, sungai-sungai, pepohonan, seluruh manusia, jin, dan hewan pada salah satu sisi mizan (timbangan), dan di sisi lain ditempatkan laa Ilaaha illallah, pastilah sisi dari laa Ilaaha illallah akan lebih berat dari semuanya." 

Keutamaan dan keagungan kalimat ini pun diakui oleh Nabi Nuh AS. Sebelum wafat, Nuh alaihissalam meninggalkan wasiat kepada anak-anaknya yang berbunyi, "Wahai anakku aku perintahkan kepadamu agar berpegang agar berpegang erat pada kalimat tauhid. Ini adalah kalimat yang agung dan luar biasa." 

Dua kisah dan hadits ini menjelaskan bagaimana keistimewaan kalimat tauhid. Ustadz Azhar menjelaskan, kalimat ini bahkan dianggap paling afdal dari dzikir dan doa. "Kalimat yang ringan ini kita baca berulang-ulang dalam shalat dan saat berdzikir," ujar Ustadz Azhar Khalid bin Seff.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement