Jumat 09 Jun 2023 22:50 WIB

Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan Kunjungi China

China mendukung perjuangan rakyat Palestina.

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas (tengah) mengacungkan peta Palestina pada tahun 1917, 1937, 1947, 1967 dan 2020 saat menyampaikan pidato kepada Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah, termasuk pertanyaan Palestina di markas besar PBB di New York, New York, AS, 11 Februari 2020. EPA-EFE/JASON SZENES
Foto: EPA-EFE/JASON SZENES
Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas (tengah) mengacungkan peta Palestina pada tahun 1917, 1937, 1947, 1967 dan 2020 saat menyampaikan pidato kepada Dewan Keamanan PBB tentang situasi di Timur Tengah, termasuk pertanyaan Palestina di markas besar PBB di New York, New York, AS, 11 Februari 2020. EPA-EFE/JASON SZENES

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China pada pekan depan. Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying.

"Atas undangan Presiden Xi Jinping, Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas akan melakukan kunjungan kenegaraan ke China dari 13 hingga 16 Juni," kata Chunying, seperti dilansir The Times of Israel, Jumat (9/6/2023).

Baca Juga

Kementerian Luar Negeri China juga menyampaikan, Mahmoud Abbas adalah kepala negara Arab pertama yang diterima oleh China tahun ini. Hal ini sepenuhnya untuk mewujudkan hubungan baik China-Palestina tingkat tinggi, yang secara tradisional bersahabat.

"(Abbas adalah) teman lama dan baik orang-orang China. China selalu dengan tegas mendukung perjuangan rakyat Palestina untuk memulihkan hak-hak nasional mereka yang sah," tambahnya.

Beijing telah berusaha untuk meningkatkan hubungannya dengan Timur Tengah. Xi pada Desember lalu mengunjungi Arab Saudi dalam kunjungan penjangkauan Arab yang juga membuatnya bertemu dengan Abbas dan berjanji untuk bekerja untuk solusi awal, adil dan tahan lama untuk masalah Palestina.

Menteri Luar Negeri Antony Blinken dalam perjalanan ke Riyadh pada pekan ini, mengatakan Arab Saudi tidak dipaksa untuk memilih antara Washington dan Beijing, dengan nada berdamai menyusul ketegangan dengan sekutu lama itu.

Negosiasi perdamaian Israel-Palestina telah terhenti sejak 2014. Pada bulan April lalu, Menteri Luar Negeri China Qin Gang mengatakan kepada mitranya dari Israel dan Palestina bahwa negaranya bersedia membantu negosiasi perdamaian, lapor Xinhua.

Qin mengatakan kepada menteri luar negeri Palestina Riyad Al Maliki bahwa Beijing mendukung dimulainya kembali pembicaraan secepat mungkin. Dalam kedua seruan itu, Qin menekankan dorongan China untuk pembicaraan damai atas dasar penerapan solusi dua negara.

"Masalah Palestina adalah inti dari masalah Timur Tengah. Itu berdampak pada perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah dan pada keadilan dan keadilan internasional," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement