REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dia adalah Nuh bin Lamik bin Mannusyalkh bin Khanukh, yakni Idris bin Yard bin Mahlayil bin Oainan bin Anusy bin Syits bin Adam bapak manusia alaihissalam.
Dikutip dari buku Qashashul Anbiya (Kisah Para Nabi), Nabi Nuh lahir 126 tahun setelah kematian Nabi Adam. Hal ini disebutkan oleh Ibnu Jarir dan yang lainnya.
Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-Ankabut, "Maka Kami selamatkan Nuh dan penumpang-penumpang bahtera itu dan Kami jadikan peristiwa itu pelajaran bagi semua umat manusia." "Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: "Sembahlah olehmu Allah dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS Al-Ankabut: 15-16)
Allah Ta'ala berfirman dalam surat Ash-Shaffat, "Sesungguhnya Nuh telah menyeru Kami: Maka sesungguhnya sebaik-baik yang memperkenankan (adalah Kami)."
"Dan Kami telah menyelamatkannya dan pengikutnya dari bencana yang besar."
"Dan Kami jadikan anak cucunya orang-orang yang melanjutkan keturunan."
"Dan Kami abadikan untuk Nuh itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,"
"Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam".
"Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik."
"Sesungguhnya dia termasuk di antara hamba-hamba Kami yang beriman."
"Kemudian Kami tenggelamkan orang-orang yang lain." (QS Ash-Shaffat: 75-82)




