Senin 15 May 2023 21:15 WIB

Pesantren Sidogiri Disebut Pengkhianat Bangsa, Sejarah Ponpes Justru Menyanggahnya

Pesantren Sidogiri mempunyai jasa besar terhadap berdirinya NKRI

Rep: Muhyiddin / Red: Nashih Nashrullah
Sejumlah santri di Pondok Pesantren Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur. Pesantren Sidogiri mempunyai jasa besar terhadap berdirinya NKRI
Foto:

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sebuah video yang berisi pernyataan Tenaga Ahli Kapolri, Islah Bahrawi viral di media sosial. Pasalnya, Islah menuding seluruh santri Pondok Pesantren (Ponpes) Sidogiri dan tokoh NU Garis Lurus sebagai para pengkhinat bangsa yang terus menyerangnya.

Dalam video yang beredar itu, Islah Bahrawi yang juga menjabat Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) menuding imam hakim yang membuat fatwa jihad atau bom di Palestina sebagai orang pikun. 

Baca Juga

Dia pun mengungkapkan, kerap dalam sebuah forum pendapatnya didebat oleh beberapa kelompok, yaitu santri Ponpes Sidogiri dan tokoh NU Garis Lurus.

"Santri-santri Sidogiri, tokoh-tokoh NU garis lurus itu yang menyerang saya itu, ini para pengkhianat semuanya ini," kata Islah sembari tersenyum ketika mengisi acara di Nganjuk. 

Pernyataan Islah itu pun dinilai tak berdasar. Karena, dalam sejarahnya justru kiai dan santri Pesantren Sidogiri itu turut berjuang untuk kemerdekaan RI dan hingga saat itu para alumninya banyak yang kontribusi bagi bangsa. 

Lalu bagaimana sejarah singkat berdirinya Pesantren Sidogiri? Dan siapa saja daftar alumninya yang menjadi tokoh nasional? 

Dalam catatan sejarah Sidogiri, pondok pesantren Sidogiri didirikan oleh sayid dari Cirebon Jawa Barat, Sayid Sulaiman pada 1745 M  Sayyid Sulaiman membabat dan mendirikan pondok pesantren di Sidogiri dengan dibantu oleh Kiai Aminullah, yang merupakan santri sekaligus menantunya yang berasal dari Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

Sebelum Indonesia merdeka, para kiai Sidogiri juga memiliki peran penting dalam memobilisasi rakyat guna membendung invasi asing yang ada di bumi nusantara. 

Hal ini sebagai dituangkan dalam tulisan M Afifur Rohman dalam situs resmi Pondok Pesantren Sidogiri yang berjudul “Kami Bukan Pahlawan Tapi Pejuang”. 

Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan

Disebutkan bahwa salah satu tanda perjuangan kiai dan Santri Sidogiri adalah “lonceng” yang berada di gerbang masuk menuju Pesantren Sidogiri. Sekarang lonceng tersebut difungsikan sebagai penanda waktu.

Konon Belanda terpaksa menjatuhkan bom ke lokasi Pesantren, lantaran perjuangan Kiai dan para Santri Sidogiri dalam melawan penjajahan. kemudian bom tersebut diabadikan sebagai “lonceng” Pesantren. 

Salah satu ulama Sidogiri yang terlibat aktif dalam perjuangan meraih kemerdekaan adalah Kiai A. Sa’doellah Nawawie. Dalam pandangan Kiai Sa’doellah, agresi Belanda harus dihadapi dengan berperang. Memerangi Belanda adalah peperangan suci untuk membela tanah air dari invasi kaum kafir.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement