REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wakil Presiden RI KH Ma'ruf Amin akhirnya buka suara menanggapi kontroversi yang kembali dilakukan Ma'had Al-Zaytun (MAZ).
Instruksi Wapres untuk menyelidiki MAZ seolah menjadi cambuk dorongan bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk kembali menyelidiki MAZ bentukan Panji Gumilang itu.
Ketua Forum Ulama Umat Indonesia (FUUI) Kiai Athian Ali mengatakan, KH Ma'ruf Amin adalah ketua investigasi penyelidikan MAZ pada 20 tahun lalu.
Saat itu kata dia, MAZ diduga menjadi markas NII KW 9 dan Ma'ruf Amin menyelidiki hal tersebut, termasuk dugaan adanya ajaran sesat di pesantren yang berlokasi di Indramayu, Jawa Barat.
Menurut Kiai Athian, investigasi MUI yang dipimpin Kiai Ma'ruf Amin berlangsung selama sembilan bulan atau sejak 2001 hingga 2002.
Namun entah alasan apa yang melatarbelakangi, hasil penyelidikan tersebut seolah terhenti atau tidak pernah ada.
Ma'ruf Amin, kata dia, marah besar saat itu. Setelah penyelidikan yang begitu lama, data-data bahkan saksi-saksi telah dimiliki tim, namun harus berhenti.
"Tidak tuntas itu tidak tahu ada apa, apakah ada tekanan dan lain sebagainya, sehingga Ketua Komisi Fatwa Pak Ma'ruf Amin yang sekaligus ketua investigasi marah-marah karena hasil dari investigasi itu tidak segera diini kan oleh pihak MUI waktu itu. Terhalang oleh karena ada unsur ketuanya yang tidak menghendaki hasil itu terungkap," kata kiai Athian beberapa waktu lalu kepada Republika.co.id.
Baca juga: Mualaf Theresa Corbin, Terpikat dengan Konsep Islam yang Sempurna Tentang Tuhan
"Ini terbaca dari wawancara Pak Maruf Amin dengan salah satu majalah, saya lupa namanya, dia marah-marah, untuk apa katanya dia kerja sembilan bulan kalau hasilnya tidak bisa sehingga ini masih menjadi pertanyaan orang, sebenarnya ada apa dengan Al Zaytun, kenapa ini ko seperti yang sulit sekali," tambahnya.
Dengan dibentuknya tim peneliti oleh MUI, kiai Athian mengaku sangat mengapresiasi. Tidak lupa, dia juga meminta ormas-ormas Islam di Indonesia untuk turut mendukung agar langkah MUI semakin kuat untuk menyelidiki pesantren terbesar di Asia itu.
Nama pesantren Al Zaytun kembali menjadi perbincangan setelah unggahan dokumentasi sholat Idul Fitri di akun media sosialnya yang dianggap lain dari yang lain. Panji Gumilang menyebut bahwa praktik tersebut berdasarkan mazhab bung Karno (Presiden Soekarno).