Keenam, kecintaan kepada sesuatu yang dikerjakan
Ketujuh, kepemimpinan atau _leadership_
Kedelapan, kepribadian kompetitif. “Tadi kita dengar SMA Dea Malela menjadi unggul. Ini contoh kepribadian kompetitif,” kata Sofwan
Kesembilan, keorganisasian yang berjalan rapi.
Kesepuluh, kemampuan menjual ide.
“Kami kemarin mendarat di Bandara Sumbawa. Kemudian menempuh perjalanan melalui hutan-hutan. Selama ini kami mengenal Prof Din orang yang terkenal memiliki jaringan luas, tapi beliau mau membangun pesantren ini dan mendidik santri-santri di dalamnya. Pesantren Dea Malela yang ditempuh dengan melalui hutan-hutan, luar biasa,” kata Kiai Sofwan.
Dia menjelaskan, Pesantren Internasional Dea Malela bukan sekadar bangunan dan menara yang tinggi. Sofwan menjelaskan, tempat generasi belajar itu juga nilai untuk mendapatkan kemajuan dan kesuksesan di masa yang akan datang.
“Sekali lagi, moga-moga anak-anak semua sukses, kembali ke masyarakat, khairun nas anfa’uhum lin nas,” kata Sofwan.
Sekretaris Jenderal FPAG KH Dr Anang Rikza Masyhadi mengapresiasi para santri yang sudah sukses belajar di tingkat menengah. Dia berpesan agar para santri melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi. Tujuannya untuk lebih banyak memberikan manfaat kepada masyarakat luas.
“Terus belajar, selalu memberikan manfaat, selalu menginspirasi kemajuan bangsa dan peradaban,” kata Kiai Anang yang juga mengasuh Pondok Modern Tazakka di Bandar, Batang, Jawa Tengah.