Semangatnya untuk belajar sempat hilang, karena merasa belajar agama, fiqih dan lainnya ternyata tidak membuat ia merasa lebih bersemangat untuk beribadah dan berakhlak baik.
Tak lama, ia pun bertemu dengan Jamaah Tabligh saat berada di bangku kelas dua SMA. Melihat jamaah tengah beriktikaf di masjid lingkungan rumahnya membuat ia penasaran dan memilih bergabung.
"Belajar dakwah lebih santun. Setelah mengikuti itu, saya semangat beribadah, semangat memperbaiki diri. Terus saya belajar, syariat dan lainnya dengan dibarengi metode dakwah," kata dia.
Semangat itu pun terus ia pupuk sekembalinya ke pesantren. Setelah lulus, ia melanjutkan pendidikan ke Universitas Al Azhar, Mesir, jurusan Tafsir Alquran.
Selama berada di kampus ini, ia merasa menemukan filosofi dakwah dan semakin matang. Dakwah disebut sebagai seni untuk memikat hati, bukan sekadar mengajarkan kebenaran atau memberi tahu halal dan haram.